Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengapa Anggaran Belanja Saat Ramadan Justru Membengkak?

28 Februari 2025   17:24 Diperbarui: 4 Maret 2025   14:40 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengatur keuangan saat bulan Ramadan. (SHUTTERSTOCK/PROSTOCK-STUDIO)


Awalnya selalu berpikir bahwa puasa itu pasti kebutuhannya akan berkurang, sehingga pengeluaran pun akan menurun. Tetapi asumsi saya justru salah. Ketika minggu yang lalu, saya belanja mingguan di pasar swalayan. Selesai belanja, saya menuju ke kasir untuk membayar. Saya kaget luar biasa karena antrian panjang, tiap  pembeli dengan belanja yang luar biasa banyaknya satu hingga 2 troli penuh. Beruntung saya diberikan kesempatan untuk membayar untuk kasir khusus untuk keranjang.

Belum selesai kagetnya, saya juga mengamati hampir semua resto yang biasanya tak penuh apalagi hari itu masih tanggal 22 Februari, belum gajian dong, tapi semua resto penuh dengan pengunjung.

Fenomena apa gerangan? Sambil berjalan ke luar, saya baru menyadari bahwa minggu depan akan puasa Ramadan. Pagi ini, saya belanja ke pasar tradisional, penuh sesak, hampir semua lapak penuh. Haduh, rupanya kurang tepat belanja pagi hari dengan suasana hiruk pikuk.

Lalu kembali ke asumsi bahwa puasa kok jadi pengeluaran besar sekali. Saya mulai bertanya kepada seorang teman yang belanja hari ini dan belanja minggu lalu ketika memborong beli-beli  makanan. Dia mengatakan kepada saya bahwa minggu lalu, pengeluaran dia untuk belanja Ramadan sudah dua kali lipat dari belanja mingguan. Juga untuk hari ini karena  besok hari pertama puasa, jadi harus menyiapkan makanan yang serba enak, jadi dia belanja hampir 3 kali lipat biayanya dari belanja normal, misalnya normal dia belanja Rp.75.000, hari ini dia menghabiskan biaya Rp.225.000

Borong belanja di Swalayan. (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Borong belanja di Swalayan. (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Kembali saya merenung, ternyata kebutuhan untuk puasa Ramadan begitu besarnya sehingga pengeluaran menjadi bengkak tak terkendali.

Lalu, apakah ini suatu tradisi yang penting untuk selalu memenuhi semua kebutuhan yang diharapkan dapat memuaskan misalnya makanan yang serba enak, tentu hal ini tergantung dari masing-masing keluarga dan pribadi yang pendapatannya berbeda.

Berikut ini saya ingin memberikan tips yang seikiranya dapat menjadikan guideline untuk mengerem kebutuhan dalam Puasa Ramadan sehingga pengeluaran tidak bengkak.

Kesatu, tidak perlu "Panic-Buying", memborong kebutuhan pangan sebulan dalam satu hari. Mungkin ada yang beralasan bahwa lebih baik beli awal untuk antisipasi kenaikan harga.

Logika dari kenaikan harga itu, bukan untuk semua barang, hanya barang tertentu yang naik, misalnya cabet dan telur. Dibandingkan jika harus beli sekaligus banyak risiko yang utama adalah bahan akan rusak karena terlalu lama disimpan (atau tidak fresh), juga dari segi keuangannya tidak menguntungkan, 1 item yang naik dibandingkan 15 item yang tidak naik. Hal ini membuat anggaran Anda jadi kocar kacir.

Kedua, membuat anggaran dari awal sebelum Ramadan. Pisahkan anggaran untuk Ramadan dan Idul Fitri. Khusus Anggaran Ramadan, list semua kebutuhan sesuai dengna kategorinya. Buat budget dan memisahkan dananya per kebutuhan.

Menghindari ikut buka puasa terlalu banyak. Budgetkan buka puasa ikut berapa kali dengan berapa biayanya. Disiplin dalam membelanjakan uang yang telah ditetapkan dalam anggaran.

Khusus untuk Idul Fitri, kebutuhan pasti lebih besar lagi karena ada kebutuhan mudik, makanan untuk tamu, pakaian, dan persiapan untuk berbagi uang kepada saudara-saudra.

Ketiga, menyiapkan dana untuk zakat (fitrah dan mal). Dana ini merupakan kewajiban sebagai Muslim yang harus ditunaikan untuk mencapai nishab dan haul. Untuk itu perlu dipersiapkan dulu, misalnya begitu menerima THR, langsung dianggarkan dan dibayarkan  supaya tidak dipakai untuk anggaran yang lainnya.

Keempat, efisiensi anggaran. Jika Pemerintah melakukan efisiensi anggaran, kenapa Anda juga tidak melakukannya? Barangkali yang perlu dipotong anggaran untuk beli baju, mudiknya cukup berkumpul di Jakarta saja, makanan yang serba sederhana tapi tetap enak, tidak perlu makan di restoran setiap hari.

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun