Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lepaskan Ransel Bebanmu, Detoks Emosi, Sebelum Ramadan

7 April 2021   16:04 Diperbarui: 7 April 2021   16:11 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: healthy.kompas.com

Mempersiapkan diri sebelum Ramadan baik fisik, lahir batin .   Jika fisik, tentunya kita perlu jaga stamina untuk bisa puasa dengan baik.   Di musim pandemi ini perlu banget memperhatikan Kesehatan tubuh saat puasa.   Jangan terlalu Lelah, vitamin dan makanan bernutrisi dan bergizi tinggi harus dikonsumsi.

Nach, bagaimana dengan persiapan emosi?   Sebaiknya kita mulai dengan membuang energi negatif yang masih kita simpan .   Mengapa banyak  orang yang menyimpan energi negatif masa lalu.    Padahal menyimpan sesuatu yang negatif terus menerus  itu sama sekali tidak bermanfaat.   Jika ada pemicunya sedikit, langsung kita jadi marah-marah. 

Marah-marah yang berkepanjangan akan menimbulkan beberapa penyakit jiwa seperti psikomatis: dalam bentuk migrain, vertigo, asam lambung naik, asma;  depression:  merasa bersalah (self-blaming) dan menyesal yang berkepanjangan; spirit yang tidak terknoneks, merasa hampa

Menurut Ibu Diah Mahmoed,  seorang psikolog, dalam anger management,  seseorang yang marah baik itu bertipe anger in (marahnya dengan bersikap diam diri)  atau anger out (langsung meledak-ledak tanpa melihat situasi)  adalah sikap yang tidak baik.

Seseorang harus mampu mengolah kemarahan dengan baik, disebut dengan "assertive".   Bagaimana sikap assertive itu?   Ketika kemarahan mulai timbul karena merasa tidak sesuai dengan ekstasi atau kesalahan orang lain maupun diri sendiri yang tak sesuai dengan kenyataan, maka  kita semua harus bisa berpikir dalam hitungan detik,  apa dan mengapa saya marah?   Setelah itu ambil nafas dengan hitungan tiga detik, pasti marah yang ke luar akan berbeda.   Bukan dengan kata-kata kotor maupun dengan tubuh yang digoncangkan, tetapi dengan kata-kata yang cukup assertif:  "Kondisi ini tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan, jika saya diperbolehkan untuk bicara saya akan mengatakan........"

Kembali kepada trauma atau luka yang disebabkan oleh parenting, pasangan, maupun lingkungan , apabila ransel beban itu kita bawa terus dari masa lalu hingga kini, siapa yang akan dirugikan?

Kita masih merasakan kesepian,patah hati, sakit marah, penyakit mental, marah terhadap orang yang menyakit hati kita baik itu orang tua , teman, pasangan, maupun orang terdekat lainnya.

Ketika semua energi negative itu tidak kita lepaskan dan kita pikul sendiri, apa yang terjadi?  Orang sering melihat kita  jadi orang yang berat hatinya, mudah marah, mudah tersinggung,  bahkan sering anak jadi pelampisan kemarahan kita yang kesal dengan pasangan.

Melepaskan anger in atau anger out perlu management anger yang tepat  sehingga response kita terhadap orang lain pun baik, artinya orang lain menyakiti kita, kita  membalas sakit hati kita dengan kata-kata yang kasar.

 Mari, sebelum masuk ke Ramadan, kita lepaskan semua beban berat itu agar kita memasuki Ramadhan ini dengan lega dan memperoleh kemenangan mental.

Caranya bagaimana?

Ada konsep yang diberikan oleh dandiah_consultant  dikenal dengan konsep stage 4A.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun