Tak pernah mundur dari penolakan yang diterimanya, Bu Djoko anggap  penolakan sebagai pelecut, apalagi yang harus diperbaiki. Barulah setelah dia mengumpulkan semua data baik rekomendasi dari hotel dan mitra kerjanya sertai jumlah taxi yang dimilikinya, izin operasional pun diberikan.
Jalan terjal pun tak mudah, meskipun kesejahteraan karyawan pengemudi terjamin, tapi pengemudi sering mendapat provokasi oleh pengemudi pesaing yang tak gunakan argometer seperti Blue Bird, demo pengemudi Blue Bird kepada manajemen terjadi.
Bu Djoko dan anaknya tak pernah menyerah. Hidup itu penuh dengan masalah, dihadapi dan diselesaikan. Purnomo yang luwes bergaul memberikan komunikasi yang baik sehingga pengemudi mengerti dan paham kenapa Blue Bird gunakan argometer bukan sistem setoran.