Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Kebaya Tak Pernah Ribet bagi Anak Muda

24 Agustus 2019   17:01 Diperbarui: 24 Agustus 2019   18:41 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunitas Perempuan Kebaya Indonesia Sumber: dok pribadi


Apakah kostum nasional Indonesia bagi perempuan?   Jawabannya sangat mudah sekali yaitu batik dan kebaya.    Kostum nasional, batik dan kebaya itu memiliki latar belakang budaya Jawa, Sunda dan Bali.  Namun, secara resmi kedua kostum itu sudah jadi busana nasional Indonesia.

Dalam acara resmi seperti upacara kenegaraan 17 Agustus , penyambutan tamu-tamu negara, atau acara formil yang lainnya,  pakaian itu akan digunakan oleh perempuan Indonesia . Hampir seluruh perempuan di Indonesia bahkan di  seluruh dunia sudah terbiasa menggunakannya.

Sayangnya, di abad globalisasi ini, anak-anak muda seringkali yang suka serba cepat , "simple" dan sederhana menganggap kebaya itu sebagai pakaian yang ribet banget.  Mereka lebih gampang mengadoptasi busana yang berasal dari luar ketimbang melestarikan yang ada di dalam negeri ini.

Nach kenapa jadi begitu yach?  Mereka , generasi penerus seharusnya tidak perlu malu mencobanya. Coba dulu baru bisa mengatakan bahwa kebaya itu ribet.

Sebenarnya ngga ribet loh,  sekelompok ibu-ibu yang bergabung dalam  "Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia"   mulai menggerakan kegiatan berkebaya di Indonesia .  Awalnya Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia timbul atas keprihatinan anak-anak muda yang tidak suka dengan kebaya.  Menurut salah seorang penggagasnya, tiap kali dia mengenakan kebaya dan kain, pasti disangka wanita Bali.   "Padahal kebaya adalah busana khas wanita Indonesia, bukan hanya Bali saja. 

 Lia, panggilan dari penggagas itu mulai dengan gerakannya pada bulan Desember 2014 ketika mereka mengikuti Festival Dieng.   Suatu saat ketika naik ke atas gunung mereka berganti   kebaya. Lalu mereka mengenakan kebaya itu saat turun gunung.  

Pengalaman yang sangat menyenangkan saat memakai kebaya itu, membuat mereka  mulai menyukainya dan mulai membuat gerakan nasional.  Kebaya itu tak perlu ribet, tak perlu harus berkonde, tak perlu berkebaya dengan kain yang sempit. Semuanya bisa disesuaikan dengan kondisi  pemakaian dan tempat.  Kebaya dapat dipadu padankan dengan berbagai kain nusantara, seperti songket, ikat,  tenung dan sebagainya.

Tujuan utama dari sosialisasi gunakan baju kebaya itu adalah untuk melestarikan budaya Indonesia melalui busana tradisional, jalan masuknya lewat kebaya,' jelas Lia.   Komunitas ini anggotanya dari berbagai latar belakang profesi dan berkembang ke-7 kota Jakarta.  Selain Jakarta, Komunitas Perempuan Berkebaya Jogya, Bogor,Banten,Bali,Bandung dan Tangerang.

Kegiatan yang sudah dilakukan antara lain mengadakan workshop membatik, mewarnai kain, diskui HIV/AIDS, kunjungan ke Keraton Surakarta dan lain-lainnya.

Bahkan, kebaya  dapat dikenakan dalam kehidupan sehari-hari , itulah satu-satunya cara agar untuk kembali ke kebudayaan nasional.   Kebaya itu dikenakan dalam segala kegiatannya misalnya bekerja, naik  kendaraan umum , mengajar.  Dipakai oleh semua kalangan, guru, profesional, pekerja formal.

Kebaya ada berbagai jenis, seperti kebaya Jawa, kebaya  encim, dan kebaya Kutu Baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun