Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hari Anak Nasional: Jangan Jauhi Anak dengan HIV/AIDS!

23 Juli 2019   15:13 Diperbarui: 23 Juli 2019   20:13 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Umur dari virus HIV itu sangat pendek, cepat mati setelah lepas di udara bebas. Namun potensi penularnnya sangat besar melalui cara lain. Cara penularannya dilakukan secara intens lewat darah ke darah, hubungan seksual, jarum suntik. Begitu virus masuk ke tubuh, penyebarannya langsung melalui media tersebut.

Siapa saja yang rentan terkena HIV/AIDS? Yang paling rentan adalah ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga biasanya terkena atau tertular infeksi dari pasangannya. Lalu, ibu rumah tangga berpontensi menularkan virusnya kepada jani dalam kandungan saat hamil. Selain penularan dalam janin, ibu rumah tangga juga dapat menularkan kepada anaknya melalui air susu ketika menyusui anak/bayinya.

Pengetahuan ibu rumah tangga tentang penularan HIV/AID kepada anaknya melalui menyusui sangat rendah sekali. Pemahaman mereka hampir tidak mengetahuinya bahwa jika mereka dapat menularkan HIV/AIDS kepada anak saat menyusui. Hal ini diketahui saat Kompas mengadakan survei kepada ibu-ibu responden sebanyak 20% tidak mengetahuinya.   

Kondisi ini harus dianggap serius baik oleh pemerintah dan masyarakat karena semakin tahun jumlah bayi dan anak yang tertular jumlahnya makin meningkat (dari tahun 2010 hingga 2018 pertambahan bayi yang tertular HIV/AID). Untuk anak usia 5-14 tahun, trennya stabil . Tidak ada lonjakan signifikan jumlah anak yang tertular HIV dari tahun 2010-2018.

Sedangkan untuk usia 15-19 tahun, tren sama dengan kelompok pertama. Sedangkan yang paling rawan terkena adalah mereka yang berada di usia 15-19 tahun mudah terinfeksi HIV relatif karena usia ini masa transisi di mana perkembangan jiwanya rawan.

Stigma negatif:

Ada yang menganggap bahwa HIV/AIDS adalah penyakit kotor, menular dan mematikan. Sehingga ADHA dan ODHA terdiskriminasi dan sulit mendapatkan pengobatan.

Padahal saat ini aktivis dan LSM terus mengampanyekan program pemberantasan HIV/AIDS dan penyeberannya sulit dideteksi secara kasat mata. Oleh karena itu gencarnya kampanye ini terus dilakukan supaya warga masyarakat makin mengetahui apa itu HIV/AIDS. Masyarakat juga perlu mengetahui cara penularan dan cara pencegahannya. Perilaku seks bebas itulah yang jadi potensi terbesar dalam menularkan virus yang sangat memeatikan itu.

Hindari Diskriminasi:

Bagi mereka yang sudah menerima sosialisasi dan memahami apa artinya dan bagaimana penularan HIV/AIDS itu sebaiknya tak membuat diskriminasi kepada anak-anak penyandang HIV/AIDS. Mereka butuh kasih sayang selayaknya ank normal lainnya. Mereka juga ingin membangun masa depannya seperti anak lainnya. Jangan singkirikan dan hindari mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun