Mohon tunggu...
Febrialdi  Ali
Febrialdi Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manjada wajjada

Era et labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wow, Tanggapan Pepih Nugraha Tentang Akun Pakde Kartono,Seperti Itu

16 Oktober 2015   09:57 Diperbarui: 16 Oktober 2015   10:06 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Model Syahrini seperti itu.Kapanlagi.com"][/caption]

Maju mundur - maju mundur cantik. 

Akhirnya Suhu Kompasiana turun gunung juga,setelah sekian lama kasus Pakde Kartono ini menjadi polemik.Terima kasih Kang Pepih. Hampir semua Kompasianer berpikir dan meneropong ,diamnya Admin selamanya ini ,diartikan sebagai usaha keras untuk mengumpulkan bukti-bukti dan jejak tentang keberadaan akun Pakde Kartono yang diduga adalah Gayus Tambunan.Banyak juga lho kompasianer lain yang saling mengingatkan untuk bersabar,menunggu admin bekerja dulu untuk melacak dan mengumpulkan segala bukti yang ada,sehingga nantinya admin mempunyai bukti-bukti yang kuat dan valid,serta teruji dan terpecaya,jika benar bahwa akun PK=GT,atau PK bukan GT.

Tapi ternyata setelah membaca dengan berulang-ulang, seksama,kalimat demi kalimat, tanggapan kang Pepih Nugraha tentang akun Pakde Kartono ini,ternyata jauh di luar dugaan dan tidak seperti  banyak diharapkan oleh penghuni rumah susun Kompasiana ini.Semua jawaban yang diberikan oleh Kang Pepih Nugraha masih jauh panggang dari api.Jawaban yang diberikan oleh Kang Pepih,malah lebih menyakitkan dengan melakukan counter attack yang sangat mematikan dan tendesius,menuduh seolah-olah mayoritas anggota Kompasiana menginginkan memberangus dan melenyapkan akun Pakde Kartono ini dari bumi Kompasiana ini.Dengan judul Apakah Pantas Akun Pakde Kartono Diberangus,Maaf jika saya mengatakan Kang Pepih sebagai Godfather Kompasiana tidak memberikan win-win solution dalam mengatasi situasi panas yang tengah terjadi di rumah Kompasiana yang sudah tidak sehat lagi suasananya.Hati boleh panas,tetapi kepala harus tetap dingin dalam menanggapi segala macam argumentasi.

Apalagi kalimat pembuka kang Pepih yang terkesan marah besar langsung memulainya dengan " Sampai saat ini semangat memberangus akun milik Pakde Kartono dari muka bumi Kompasiana oleh sejumlah Kompasianer masih menyala-nyala. Mungkin semangat itu takkan padam sampai akun tersebut benar-benar lenyap dari Kompasiana. Pertanyaannya, apakah memang layak dan sudah seharusnya akun Pakde Kartono hilang dari bumi Kompasiana?". Come on Kang Pepih,siapa yang mengiginkan memberangsus akun Pakde Kartono.Soal memerangus atau melenyapkan itu soal nomer seratus.Masalah utama dari isu ini adalah dimana posisi pengelola Kompasiana dalam menghadapi kasus Pakde Kartono = Gayus Tambunan.

Sebenarnya kang Pepih tidak perlu memulai tanggapan. tentang akun Pakde Kartono ini dengan letupan berapi seperti semangat 45 itu.Santai saja kang Pepih,seperti itu kata Syahrini.

Uraian panjang lebar kang Pepih soal akun Pakde Kartono,sangat kental sekali membela akun tersebut,walaupun membantahnya.Sepertinya uraian yang panjang lebar itu,kang Pepih sedang mewakili akun Pakde Kartono itu sendiri.Sedangkan yang diinginkan oleh penghuni bumi kompasiana ini.kang Pepih benar-benar mewakili pengelola Kompasiana.

Kemudian Tanggapan Kang Pepih " Apa kata dunia Kompasiana menjadi tempat penampungan ide terpidana seperti GT dan menjadi media tempat terpidana itu menyampaikan gagasan atau pemikirannya? Demikian pertanyaan sementara pihak yang mengemuka".Terlihat sekali ketakutan dan rasa malu yang mendalam ,jika mengakui PK = GT. Kang Pepih tidak usah takut dan malu.Kompasiana memang tidak bersalah telah menjadi tempat menulis siapa pun dia orangnya,termasuk Gayus Tambunan sekalipun.Pengelola Kompasiana baru salah kaprah,sudah disodorkan bukti-bukti yang valid dan hasil investigasi telah membuktikan 100 % PK = GT,tapi dalam kenyataan pengelola Kompasiana masih saja berkelit dan tidak memberikan klarifikasi apapun  terkait akun Pakde Kartono ini.Pura-pura tidak tahu atau pura- pura ,benar-benar tidak tahu atau malah pura-pura sangat tidak tahu.

Bukti mana lagi yang kang Pepih minta sebagai batu pijakan untuk membuktikan jika akun PK =GT. Sudah banyak buktinya yang diberikan,hasil investigasi para Kompasianer,kemudian pengakuan karyawan restoran yang mengatakan pertemuan di restoran itu dihadiri oleh lima orang,dua orang dari petugas dari kalapas,tentu tiga orangnya lagi Gayus Tambunan,Vita Sinaga  dan ifani. Kemudian tulisan ifani sendiri yang tanpa dia sadari telah membuka kedok pertemuannya dengan Gayus Tambunan.Walaupun tulisannya sudah dihapus,tetapi masih ada yang merekam jejak tulisannya tersebut. Pijakan mana lagi kang Pepih butuhkan,pada hal para Kompasianer sudah berusaha keras untuk mengungkapnya.Malah yang lebih menyedihkan lagi whistle blower,Tomy Unyu-Unyu,postingannya langsung dibredel dan dihapus. Pada hal selama ini Kang Pepih selalu mendorong citizen jurnalis untuk menjadi whistler blower. Kang Pepih tidak usahlah bermain sandiwara,berpura-pura tidak tahu

Alasannya Kang Pepih,menghapus tulisan Tomy Unyu-Unyu, atas permintaan Ifani dan Vita Sinaga,karena mencemarkan nama baik mereka berdua! Apakah itu tidak lucu sekali.Mereka berdua  merasa malu atau merasa malu-malu kucing atau merasa sangat malu sekali ya,ketahuan makan direstoran sambil berhahi-hi dengan seorang Karuptor.Oh kamu ketahuan !!!

Sekarang semuanya tergantung niat dan kemauan dari pengelola kompasiana untuk mau mengungkap akun PK= GT.Dulu waktu heboh akun Titi,kenapa pengelola kompasiana cepat mau menelusuri jejak akun Titi.Tapi dalam kasus PK Admin malah bersikap membela PK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun