Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pengalaman Pertama Mengikuti Tes CPNS

9 November 2018   00:48 Diperbarui: 9 November 2018   11:07 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram Kemenag RI

Ratusan pelamar calon pegawai negeri sipil (CPNS) formasi guru matematika tingkat MTS dan MA Kementerian Agama Provinsi Jawa timur berkumpul di the empire palace Surabaya (Kamis, 8-11-2018). Mereka akan melaksanakan tes kompetensi dasar (TKD).

TKD memiliki nilai ambang batas yang harus dipenuhi. Apabila gagal disalah satu tes maka berlaku sistem gugur. Ambang batas untuk tes intelegensi umum (TIU) adalah 80, tes wawasan kebangsaan (TWK) adalah 75, dan tes karakter kepribadian (TKP) adalah 143. Jika peserta memperoleh nilai diambang batas maka berpeluang untuk masuk ke tes berikutnya yakni tes kompetensi bidang (TKB). Hal ini juga tergantung dari posisi peringkat peserta yang lain.

Kemenag jawa timur membutuhkan guru matematika sebanyak 85 orang untuk formasi umum. Pada saat seleksi administrasi ada sekitar 3000 pelamar yang mendaftar, lalu tersisih menjadi 2700 peserta untuk melaksanakan TKD. Pada tes kompetensi bidang nanti ada sekitar 255 peserta yang akan diseleksi. Setelah itu 85 peserta CPNS yang beruntung akan mendapatkan SK pegawai dari pemerintah.

Ratusan peserta antre di luar ruangan untuk memeriksa nomor meja dan nomor urut peserta di papan pengumuman. Setelah itu mereka berbaris dengan rapi untuk memasuki ruangan registrasi. Di dalam ruangan registrasi tersedia layar yang menampilkan simulasi cara log in dan pengerjaan cat. Sambil menunggu antrean registrasi, peserta bisa menontonya.

Ratusan peserta berpakaian sama dan tidak saling mengenal satu sama lain. Mereka datang dari berbagai penjuru Jawa timur. Ada yang dari Malang, Jember, Jombang, Bangkalan, dan Surabaya. Sambil menunggu registrasi kita bisa berkenalan dengan peserta tes cpns yang lain.

Saya berkenalan dengan peserta asal Malang, dia sekarang mengajar matematika di smp. Alumnus universitas muhamadiyah Malang angkatan tahun 2008. Dia ingin mencoba peruntungan untuk ikut tes CPNS tahun ini.

Setelah itu ada peserta dari Bangkalan Madura, dia menjadi guru smp di sana. Kuliahnya juga di Bangkalan. Dia menuturkan kalau ikut tes berangkat dengan temannya.

Untuk menghindari kecurangan yang dilakukan oleh peserta. Panitia melarang peserta untuk membawa bahan metal (logam). Jika memakai ikat pinggang harus di lepas. Semua barang bawaan harus dititipkan ke panitia. Di ruang pelaksanaan cat (computer assisted test) peserta hanya diperbolehkan membawa kartu peserta.

Menunggu pelaksanaan tes kompetensi dasar dengan sistem cat agak lama. Untuk menghilangkan kejenuhan dan ketegangan sebelum pelaksanaan tes. Saya berkenalan denga seseorang asal Jombang.

Saya menyapa duluan, "Mas perkenalkan nama saya eki", saya berasal dari Mojokerto. "Kalau masnya tinggal dimana?" "Saya dari Jombang. Nama saya eko" tutur mas disebelah saya

 "Oh nggeh mas" jawab saya. Datang kesini tadi naik apa mas?" Tanya saya. "Oh aku tadi naik angkot, muter-muter nggak sampai-sampai karena salah naik angkot." Tapi akhirnya alhamdulillah saya bisa sampai disini sekarang.

"Yang daftar muda-muda ya pasti otaknya masih segar. Saya sudah beberapa kali ikut tes cpns tetapi belum beruntung untuk diterima. Sebenarnya saya sudah bosan untuk ikut tes cpns karena persaingannya ketat. Peluang saya untuk diterima mungkin hanya 0.01. tetapi saya tahun ini tetap ikut tes cpns karena dorongan dari keluarga terutama orang tua". Tutur Eko yang merupakan alumnus universitas dr soetomo Surabaya.

"Saya deg-deg an mas sebelum tes. Rasanya bercampur aduk menjadi satu antara takut dan nerves" tutur saya

"Owalah dek, saya sudah terbiasa dan tidak nerves lagi. Ada soal ya dihadapi kalau bisa dikerjakan kalau tidak bisa ditinggal. Lalu kita cari soal yang menurut kita bisa mengerjakan. Lebih grogi saat menjelang akad nikah. Sudah dihafalkan berulang-ulang sebelum akad. Namun saat akad ko lupa, jadi terbata-bata dan tidak bisa lancar dihadapan penghulu". Tuturnya.

Jam menunjukkan pukul 14.30 pertanda peserta mulai memasuki ruangan ujian. Saya menaiki ekskalator menuju ruangan. Laptop sudah berjajar berderet rapi diatas. Saya duduk lalu log in untuk mengisi data yang di perlukan. Tidak pula membaca doa sebelum mengerjakan.

Soal sebanyak 100 soal dikerjakan dalam waktu 90 menit. Itu artinya satu soal butuh waktu kurang dari 1 menit. Siapa yang cepat dalam berfikir pasti bisa mengerjakan dengan baik. Begitu pula sebaliknya jika konsentrasi lemah. Kita harus mengulangi membaca soal sampai paham.

Soal TKP saya kerjakan terlebih dahulu. Skor untuk tkp tiap butir soal minimum satu dan maksimum lima. Jawabannya panjang-panjang dan butuh membaca soalnya lagi minimal dua kali untuk bisa memahami apa yang dimaksud dari soal. Saya butuh waktu sekitar 35 menit untuk mengerjakan TKP.

Setelah itu lanjut mengerjakan tes wawasan kebangsaan (TWK). Soalnya banyak penalarannya berbeda dengan kisi-kisi soal yang beredar di pasaran. Kalau yang beredar dipasaran lebih menonjolkan hafalan. Meskipun ada soal jenis sejarah yang memang butuh hafalan.

Terakhir saya mengerjaka TIU, waktu tinggal 35 menit. Soalnya tentang matematika, penarikan kesimpulan dan ada beberapa bahan bacaan. Beberapa soal mengenai pola gambar, soal jenis ini banyak yang tidak yakin saya dalam mengisinya. Waktu akan habis lima menit lagi. Jawaban tiu masih kosong enam. Ada sekitar dua soal yang sebenarnya masih bisa saya hitung, namun waktu tidak mencukupi. Akhirnya saya tidak sempat menghitungnya dan memilih jawaban sekenanya.

Waktu beberapa detik lagi habis. Saya cepat-cepat mengklik jawaban dan menyimpannya. Jebret, nilai lalu muncul

TIU memperoleh skor 70, TWK dengan skor 95, dan TKP dengan skor 133. Ada dua nilai yang tidak memenuhi ambang batas kelulusan yakni TIU dan TKP. Artinya harapan saya dan keluarga untuk bisa menjadi guru PNS tidak bisa tahun ini. Mungkin saya bisa mencobanya lagi pada tahun-tahun berikutnya saat ada pendaftaran cpns lagi.

Pembelajaran yang bisa saya peroleh pada tahun ini adalah lebih baik kita mengerjakan soal yang kita yakini kebenarannya. Kita bisa mengerjakan soal TIU dahulu yang kita yakini akan kebenarannya. Untuk TKP bisa kita kerjakan di akhir, karena meskipun jawaban kita tidak benar (poin maksimum lima) akan tetap memperoleh poin. Berbeda dengan TIU saat jawaban salah poinya adalah kosong.

Semoga bermanfaat

Salam,

Eki Tirtana Zamzani
Mojokerto, 9-11-2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun