Mohon tunggu...
Dyah Narang Huth
Dyah Narang Huth Mohon Tunggu... Animator - Dyah Narang Huth

nama pendekku layaknya gado-gado dengan bumbu saus asing. Lahir dan besar di Jakarta. Selepas kuliah 1992, tinggalkan tanah air... karena cinta dan cita-cita. Terus berkecimpung dengan dunia pendidikan bahasa asing maupun budaya... termasuk bahasa Indonesia bagi penutur asing. Memilih profesi yang menghadirkan Indonesia di keseharian dengan mendirikan agentur budaya dan bahasa Indonesia. www.ikatagentur.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Betapa Cerdasnya Alam!

27 Agustus 2012   10:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:16 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di hari yang mendung itu aku sedang berada di Bali, pulau para dewata, dalam kunjungan tinggal yang cukup panjang awal tahun. Hari itu tak bisa kulangkahkan kaki ke pantai untuk berenang.  Hujan membuat harus tinggal di rumah. Jadi ingat aku punya catatan yang belum aku teruskan tentang tema lingkungan hidup, tentang alam yang cerdas ... tentu saja berdasarkan pengalaman keseharianku di musim penghujan di pulau tersebut.

Aku ingat betul, bisa jadi sekitar dua minggu sebelumnya ...saat itu  pagi  cerah ceria, matahari tak ragu beri kehangatan yang membuatku meneteskan peluh sejak pagi hari... peluh yang bukan berarti mengeluh, justru aku senang, siap-siap beraktivitas bersama suamiku ke luar rumah di pagi hari ... tepatnya ke pantai  Jimbaran yang paling dekat dari rumah tinggal keluargaku.

Kami selalu jalani jalan kaki kami di pantai dari pojok cantik di mana terletak hotel cantik yang terlihat asri di bukit karang pantai JImbaran, dari sana kulihat air agaknya masih pasang, akan sulit untuk jalan-jalan di pasir putih yang lembut ... belum lama berjalan, pemandangan aneh menyapa mata kami: Sampah plastik berserakan di mana-mana hari ini. Segala rupa, kebanyakan pembungkus makanan dengan segala merk, dari aqua, kacang, makanan bayi, botol plastik aneka warna ...

Aku berseru dalam hati: Betapa cerdasnya alam! Dia mampu kembalikan apa yang tak dimauinya kembali kepada manusia juga. Karena masih kuingat beberapa hari sebelumnya, selesai hujan deras dan angin kencang, pantai  juga dipenuhi dengan ranting-ranting pohon dan batang kayu ... itu juga kecerdasan alam dalam memilah. Kulihat juga sampah kayu-kayu berserakan itu dikumpulkan, jika dikeringkan konon bisa jadi kayu bakar. Pengalaman ini jarang atau hampir tak kudapat jika liburan di bulan-bulan musim kering Juni-Agustus.

Benar-benar nyata,  betapa cerdasnya alam. Mungkin bisa jadi  jika saja Anda buang sampah plastik sembarangan ke perairan .. Jika saja Anda tulis nama Anda dengan spidol anti air...  suatu hari ditemui saat Anda sedang jalan-jalan di pantai ... sampah itu pastinya  meminta untuk memasukkannya ke dalam tempat sampah ;-).  Daur ulang sampah di negeri kita memang jauh dari canggih, penggunaan plastik berlebihan membuat bumi kita muak, alam akan memuntahkannya kembali pada kita seolah agar kita dengar pesan alam yang berseru: Hai manusia, tolong jangan gunakan plastik yang tak bisa kuolah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun