Hai. Apa kabarnya, Gan? Baik, Gan. Sekarang kesibukannya apa, kok jarang nampak? Lagi sibuk jalani bisnis, Gan. Wiiihs, cakeppp. Sukses terusss ya.
*V*...krikkk...krikkk...krikkk.
Hidup adalah pilihan. Dari awal membuka hingga memejamkan mata kembali, kita tidak terlepas dari pilihan. That is the sign of our living and its our right. Yup, ada yang sibuk memilih merintis bisnis kecil-kecilan dan ada pula yang merintis karir dari tangga yang paling rendah. Dan pastinya, keduanya memiliki atmosfer tantangan yang berbeda pula. That is life. Its ok. Sah -- sah aja kok.
*v*...eike basa -- basi dulu lha yee.
Awalnya saya heran, mengapa ada satu atau beberapa perusahaan yang memproduksi beberapa jenis produk tapi menggunakan brand yang berbeda. Contohnya Unile***. Perhatikanlah, untuk shampo saja, Unile*** memproduksi berbagai jenis brand. Apa -- apa saja itu? Du...du...du, jawab sendiri lha ya. Why? The reason is the business expansion. Yup, perluasan pangsa pasar atau kasarnya ingin memonopoli pasar tetapi secara murni (monopolistic competition).
For what? Bukannya, hal seperti itu cost-nya mahal dan membuang -- buang sumber daya. No. Justru, mereka meyakini bahwa dengan cara tersebut mereka bisa menekan cost produksi. Dari waktu ke waktu, mereka berusaha mencari ide terbaik demi menikung pasar pesaing (...upsss). Caranya ? Perusahaan akan terus mengeluarkan produk dimana demand-nya sudah jelas ada. Artinya, perusahaan akan melayani pasar menurut kebutuhan dan tingkat perputaran uang yang ada. Kasarnya, beda pasarnya maka berbeda pula brand-nya dan biasanya tingkat pendapatan penduduk menjadi indikator utamanya. Terus ??? ***Excitednismenya dah kerasa yachhh???***
Detailnya begini. Dalam ekonomi produksi, secara garis besar kita mengenal dua jenis biaya yakni biaya tetap (Fix Cost = FC) dan biaya variabel (Variable Cost = VC). Nah, contoh kecil dari FC adalah peralatan produksi (mesin) dan alat transportasi yang  digunakan. Sedangkan VC lebih kepada bumbu -- bumbu kecil, yang mungkin lain produknya maka lain pula bahan -- bahannya. Nah, di awal kita sudah menggunakan shampo sebagai contoh, bukan. Dengan mesin yang sama dan bahan baku yang sama, Unile*** sudah bisa memproduksi berbagai jenis brand shampo. Lalu, untuk lebih menekan cost, semua produk dihasilkan di satu lokasi (bisnis terpadu). And finally, they got it. Yup, akhirnya kita dapati biaya Long Run AverageCost (LRAC) atau biaya tetap rata -- rata jangka panjang dari Unil*** rendah. Kok, bisa sih? Ok, eike kasih contoh.
Diketahui,
FC = Fix Cost
TFC = Total Fix Cost = FC + VC
AFC = Average Fix Cost = TFC/Q
Q Â Â = Kuantitas Produksi
Misalkan,
        TFC = 100
        Q    = 10 (Ada shampo A, Shampo B, hingga Shampo C)
Maka, Â Â AFC = TFC/Q = 100/10 = 10 (lalu produksi ditingkatkan)
        TFC = 100
        Q    = 50
Maka, Â Â AFC = TFC/Q = 100/50 = 2 (jelas sudah)
Oh, iyachhh Gaesss. Fenomena ini sudah terlebih dahulu diteliti lho, ya sebelum disinggung dalam ekonomi produksi dan artikel ini tentunya. Nah, fenomena ini disebut Scale Economis. Trusss, siapa ya penelitinya? Yup, Paul Krugman (1980). Terus, uncle Paul Krugman memperoleh nobel dari penelitian ini, The American Economic Review1980 (Wiiishhh keren). Dibaca -- baca, penelitian P. Krugman berfokus pada dampak skala ekonomi terhadap sektor perdagangan dan lokasi bisnis. Konsep skala ekonomi diperoleh dari analisis yang berakhir pada kesimpulan bahwa semakin banyak barang dan jasa diproduksi dari satu pabrik yang sama, semakin rendah pula biaya produksi yang harus dikeluarkan (nurulimaniyah79.wordpress.com). Sekian.
***Bisnis turun. You have gotta get up and try try try (Pink, try)***
***Yang lalu biar berlalu***
Â