Mohon tunggu...
Danniel Partogi Tambunan
Danniel Partogi Tambunan Mohon Tunggu... -

Pemuda konvensional biasa-biasa saja seperti pemuda kebanyakan, menyukai hal-hal yang berhubungan langsung dengan alam, penikmat musik dan hobi olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kisah Jangkrik untuk Sobat-Sobatku

23 Februari 2011   04:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:21 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1298437183171073655

Kisah seekor jangkrik yang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak tempat ia terkurung tersebut. Dengan sangat gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Di perjalanan bertemulah ia dengan seekor jangkrik lain.Namun ia keheranan kenapa jangkrik itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.Dengan penasaran ia menghampiri jangkrik itu dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh?” Jangkrik itupun menjawabnya, “Di manakah engkau selama ini tinggal? Karena semua jangkrik yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan”.Saat itu si jangkrik baru tersadar dan terhenyak bahwa kotak itulah yang selama ini membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi jangkrik lain yang hidup di alam bebas. [caption id="attachment_90845" align="aligncenter" width="640" caption="Just Said "][/caption] Kadang-kadang kita sebagai manusia tanpa sadar pernah juga mengalami hal yang sama dengan jangkrik. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman, atau pendapat tetangga, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang membatasi semua kelebihan kita. Lebih sering kita termakan mentah-mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah kita separah itu? Bahkan yang lebih tragis lagi, kita lebih memilih untuk mempercayai mereka daripada mempercayai diri kita sendiri. Tidakkah kita pernah mempertanyakan kepada hati nurani bahwa kita bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau kita mau menyingkirkan “kotak” itu? Tidakkah kita ingin membebaskan diri agar kita bisa mencapai sesuatu yang selama ini kita anggap di luar batas kemampuan kita? Beruntung sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan untuk berjuang, tidak hanya menyerah begitu saja pada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai apapun yang kita ingin capai. Sakit memang, lelah memang, tetapi bila kita sudah sampai ke puncak, semua pengorbanan itu pasti terbayar. Kehidupan kita akan lebih baik kalau hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri. Bukan cara hidup yang seperti mereka pilihkan untuk kita.(Sebuah kutipan cerita pendek dari blog "Wowo")


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun