Mohon tunggu...
Angelica Senggu
Angelica Senggu Mohon Tunggu... -

aku tak pandai untuk berkata-kata bijak,namun aku bersyukur Tuhan memberikanku kepandaian untuk menulis dengan bijak.^^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita dari Kampung Kuwa dan Kota Odo, Kabupaten Nagekeo-NTT

3 Januari 2013   19:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:33 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liburan panjang tahun 2012 memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi Kampung Kuwa dan Kota Odo kabupaten Nagekeo, Ende-NTT, untuk bersilahturahmi dengan keluarga besar. Banyak cerita yang saya temui dari indahnya fenomena-fenomena kehidupan penduduk Nagekeo. Dan berikut beberapa kisah yang berhasil saya temui dalam perjalanan liburan saya:

1.Fani,Balita Kutu Buku dari Kuwa

Fani begitu sebutan untuk gadis kecil berumur sekitar 3 tahun yang tinggal di kecamatan Kuwa Kabupaten Nagekeo ini, ternyata adalah seorang balita yang suka membaca buku. Walaupun umurnya belum cukup untuk masuk Sekolah Dasar (SD), gadis yang adalah seorang piatu ini tetap memiliki semangat yang tinggi dalam membaca buku. Kesan awal yang saya temui tentang gadis ini adalah besar cintanya terhadap buku. Walau ia belum mengerti tentang cara membaca namun ia sudah mengumpulkan buku-buku bekas yang mungkin tidak pernah dibaca oleh anak-anak seusianya dan suka untuk melihat-lihat isi buku tersebut.

Ketika saya masuk ke dalam rumahnya, ia dengan malu malu berlari ke dalam kamarnya sambil menunjukkan koleksi buku yang ia miliki. Ia lalu menunjukkan buku yang ia baca berjudul “ Tata Krama”. Buku yang berbeda dengan jenis buku komik yang isinya tentunya berbeda pula dan membosankan untuk dibaca seorang balita seusianya. Walaupun begitu, gadis pemalu ini sangat suka untuk melihat huruf-huruf yang terpapar dalam buku tersebut meskipun belum tentu dipahami olehnya. Kecintaan fani terhadap buku tentunyabukan sekedar kebiasaan biasa. Hal ini harusnya menjadi teladan mengingat anak-anak di zaman modern ini terutama mereka yang berada di kota-kota besar, yang mendapat fasilitas mudah untuk memperoleh buku bacaan, mungkin tidak terlalu suka akan membaca. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa buku adalah jendela dunia, buku memberikan sejuta ilmu bagi siapapun yang memanfaatkannya sebagai sebuah sumber pengetahuan.

2.Sabun Pencuci Pakaian Pengganti Pewarna Rambut

1357239313292286205
1357239313292286205

Trend pewarna rambut yang muncul sekitar abad 19, semenjak pemakaian kosmetika mulai diperhatikan (Tranggono & Latifah ,2007), tenyata merambat ke daerah-daerah terpencil seperti Kuwa. Ada hal unik dari pewarna rambut yang digunakan bocah-bocah asal Kuwa. Aneka produk pewarna rambut ternama yang dihasilkan pabrik-pabrik ternyata tidak mampu menarik perhatian bocah-bocah asal Kuwa ini. Mereka lebih menyukai menggunakan sabun pencuci pakaian harga produk-produkpewarna rambut ternama.

Keunikan ini tentu memiliki resiko yang cukup besar bagi kesehatan rambut bocah-bocah tersebut. Namun tak dapat dipungkiri mujarabnya sabun pencuci pakaian dalam memberikan kemilau warna rambut yang berbeda dari warna rambut yang asli yang dimiliki mereka. Walau warna rambut yang dihasilkan tidak bervariasi, namun sabun pencuci pakaian ini merupakan alternative pewarna rambut yang disenangi anak-anak kampung Kuwa, Nagekeo.Mau mencobanya?

3.Kuburan Bersebelahan dengan Rumah

13572397021076066072
13572397021076066072

Eratnya persaudaraan dan kebersamaan dalam kehidupan penduduk kampung Kuwa dan Kota Odo, Kabupaten Nagekeo, dapat dilihat dari posisi tempat pemakaman yang diletakkan di depan dan di samping rumah penduduk. Atas kepercayaan masyarakat terkait kebersamaan arwah nenek moyang serta keluarga yang telah meninggal bersama mereka, kuburan atau tempat makam dibangun dekat rumah mereka. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan. Cinta yang begitu besar kepada leluhur serta keluarga yang telah meninggal membuat masyarakat menginginkan tetap bersama keluarga mereka walaupun berada di dunia yang berbeda.

Pemerintah sendiri telah membangun tempat pemakaman umum, namun jarak yang jauh serta sedikitnya lahan yang dibangun untuk tempat pemakaman tersebut, membuat masyarakat lebih menyukai kehadiran kuburan di depan rumah mereka. “ Tempat Pemakaman Umum masih terlalu sedikit, mungkin ada, namun terlalu jauh. Selain itu masyarakat di sini percaya dengan kebersamaan arwah leluhur dan keluarga, maka kuburan dibangun dekat dengan rumah,” Ungkap Fabianus Basa, salah seorang penduduk kampung Kota Odo, Kabupaten Nagekeo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun