Mohon tunggu...
Detektif Komarudin
Detektif Komarudin Mohon Tunggu... -

Mantan kepala BIM (BADAN INTELIJEN MASYARAKAT)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Corby, Busuknya Nasionalisme dan Taktik Kotor Kepolisian

5 Maret 2014   15:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:13 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini saya simak bincang pagi di MetroTV, ada si perempuan garang di sana (Najwa).
Yah sebenarnya sudah sangat jelas perbincangan tadi pagi tersebut seolah menantang pembebasan bersyarat Corby , maklum lah si Metro kayak gimana kalau berbicara tentang pemerintah.

Namun apa ang ingin saya sampaikan hari ini tidak akan menitikberatkan permasalahan pada Corby namun statemen kakaknya saat wawancara dengan media televisi Australia.

Dalam wawancara tersebut ada kesan penjebakan terhadap Corby yang disampaikan oleh Marcedez. Penjebakan ?
Terlepas dari benar tidaknya bahwa Corby adalah korban penjebakan namun bila berbicara masalah penjebakan mungkin institusi kepolisian adalah ahlinya. Jangankan Corby, warga negara sendiri pun kerap dijebak entah dengan tujuan menaikan pamor atau prestasi kepolisian atau untuk sebuah fenomenayang disebut Subjek Crime yaitu tersangka yang ‘dipaksakan’ untuk mencegah kasus kejahatan yang berlarut-larut.

Data di BIN(Badan Intelijen negara) sendiri menunjukan terdapat lebih dari 1.000 kasus penjebakan yang dilakukan pihak kepolisian, dari mana BIN mendapat data ini ?

Program BIN yang di kode ’86-11’ adalah program kerja bawah tanah badan Intelijen yang diinstruksikan langsung oleh Sby pada 8 maret 2008 lalu. Untuk apa ? Saya juga kurang tahu pasti namun dalam analisis data tersebut kasus narkoba adalah sasaran utama penjebakan, sebab selain mudah kasus obat-obat terlarang merupakan isu sensitif bagi publik di negara ini.

Bila anda jeli memandang kasus Corby dengan mengenyampingkan sisi WNA yang disandangnya maka anda akan mendapat kasus serupa dalam 130 kasus penjebakan yang dilakukan Institusi kepolisian kita. Dari alasan salah tangkap atau bahkan alasan Fishing. Dalam kasus Corby sendiri pihak Bea-cukai di Bali menemukan cannabies atau Mariyuana seberat 42 Kg di dalam tas Corby. Di dalam tas ? sesederhana itukah seseorang menyelundupkan barang terlarang ?

Mari berpikir bersama, bila memang Corby melakukan wawancara dengan pihak media televisi asing tentu pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemenkumham dapat mencabut pembebasan bersyarat Corby, namun yang diwawancarai adalah kakaknya. Mengapa seolah menjadi ramai di beritakan ? itukan bukan Corby ?

Aduuuhh, kok jadi runyam. Media kali ini lagi-lagi memancing amarah publik dan membakar semangat nasionalisme dengan mengangkat isu pelecehan terhadap hukum di negara ini. Hukum di negara ini ? Yang wawancarai kan kakaknya dan yang mewawancarai televisi asing serta yang disinggung dengan sebutan Indonesia adalah mereka yang terlibat dalam penangkapan Corby bukan seluruh rakyat Indonesia.

Yaudaahh kok diributin.


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun