Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan dan Tanggung Jawab

8 Januari 2020   15:43 Diperbarui: 8 Januari 2020   17:57 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Gurupendidikan.com

"Education as the Practice of Freedom". -Jhon Paulo Freire- (1921-1997)

"Pendidikan yang memerdekakan,"

Bagaiaman pendidikan yang memerdekakan itu? Apa yang memberi kebebasan terhadap peserta didik? Sebelum menjawab pertanyaan diatas, mengapa kata "merdeka" diidentikan dengan kebebasan? Tidakkah ada maksud yang lain ketika pernyataan merdeka ini digunakan dalam dialog-dialog sehari-hari.

Kemerdekaan diartikan sebagai suatu hak kendali negara yang didapatkan untuk mengendalikan dan mengatur wilayah-wilayahnya, dan jika ditarik pada ranah manusia maka pengendalian seutuhnya terhadap dirinya sendiri tanpa ada tekanan dari orang lain.

Sedemikian utuh hak sebuah negara untuk mengatur wilayahnya, atau manusia mengendalikan dirinya sendiri tanpa ada tekanan dari orang lain, namun tidakkah sempit jika diartikan hak mengatur dirinya sendiri?

Apalagi dalam ranah pendidikan. Ketika peserta didik yang memiliki pengetahuan lebih dari peserta didik lainnya dibedakan atau secara pengaturan tempat duduk saja tidak dibaurkan maka merdekakah mereka sebenarnya?

Padahal ketika peserta didik memenangkan lomba (UAN) atau apapun kompetisinya dan mendapatkan prestasi, maka bukan peserta didik yang memiliki wadah sebagai apresiasi dari khalayak, tetapi lembaga pendidikannya yang tiba-tiba naik daun, peserta didik biasanya ditampilkan di banner-banner promosi lembaga.

Namun, tidak ada kelanjutan bagaimana seharusnya mereka dengan prestasi yang peserta didik raih, melanjutkan di lembaga favorit misalanya, itu bukan jawaban, karena tidak ada jaminan nantinya mereka benar-benar mampu menghadapi kehidupan nyata diluar lembaga pendidikan.

Masih banyaknya pengangguran adalah bentuk kecil dari efek pendidikan yang tidak memerdekakan, dengan kata lain pendidikan yang memerdekakan setidaknya memberi kewenangan terhadap peserta didik untuk mengembangkan apa yang mereka yakini sebagai tujuan pendidikan yang ia tekuni.

Ketika pendidikan dimuarakan pada tekanan untuk mendapatkan sejumlah nilai standar maka secara tidak langsung menghapuskan arti pendidikan itu sendiri, yakni (pengajaran, bimbingan dan wiyata), yang mana tujuan awal dari pendidikan adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab.

Dengan demikian, tidakkah pendidikan bukan lagi membahas tentang kompetisi-kompetisi, tetapi benar-benar mengedepankan kompetensi, yang muatannya bukan hanya intelektual saja, atau kreatif saja, tetapi juga moral dan tanggung jawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun