[caption id="attachment_177405" align="aligncenter" width="400" caption="Jason Russell ikut menggarap video Kony 2012 yang mendapat perhatian internasional. (Reuters/BBC Indonesia)"][/caption] Dua minggu yang lalu Facebook dan Youtube dilanda demam diskusi tentang Kony2012. Di Austalia anak anak disekolah dan college/Uni students pun terlibat dalam diskusi tentang Kony dan banyak menimbulkan pro and contra tentang topic tersebut. Kony2012 adalah sebuah film yang dipakai sebagai social media campaign dengan tujuan untuk membuat Joseph Kony dikenal masyarakat international sehingga kejahatannya juga diketahui oleh masyarakat dunia dan diharapkan kesadaran tentang betapa jahatnya Kony bisa membuahkan pledge untuk menggerakkan pemerintah (US terutama) agar menangkapnya. Joseph Kony adalah seorang war criminal dari North Uganda, yang pada 1987 dia mengambil alih kepemimpinan sebuah rebel group di Uganda dan menamakannya Lord's Resistance Army (LRA). LRA ini begitu notorius tentang kekejaman dan tactic perangnya yang brutal. Dan ketika LRA kekurangan pasukan, maka Kony pun memerintahkan untuk menculik anak anak dan menjadikan mereka sebagai slave soldiers dan anak anak perempuan dipaksa untuk berperan sebagai istri bagi para pasukan pemberontak. LRA telah menculik sebanyak 30.000 anak anak dan mengakibatkan 2.1 juta orang terpencar menjadi displaced people. Film sepanjang 29.58 minutes yang disponsori oleh organisasi bernama "the invisible children" ini sangat memukau audience dan sangat menyentuh nurani. Jason Russel yang membuat film tersebut berhasil membangkitkan kesadaran masyarakat dunia tentang kejahatan Kony melalui pesan pesan yang begitu padat betapa salahnya menjadikan anak anak sebagai slave soldiers. Bahwasanya anak anak harus bisa menikmati hidupnya sebagai anak dan jauh dari rasa takut. Dalam film tersebut Jason Russel berdialog dengan anaknya Gavin. Dialog antara bapa dan anak ini begitu bagus dan sangat educational dan Gavin yang kelihatannya begitu cerdas mau jadi seperti ayahnya dan pergi ke Africa.Mereka berbincang tentang Jacob anak dari Uganda. Waktu Jason bertemu Jacob, Jacob sedang berlari untuk menyelamatkan dirinya dari kekejaman Kony. Kakak Jacob telah dibunuh oleh Kony dan Jacob dalam film tersebut berujar bahwa dia lebih suka mati, sehingga dia bisa bersatu lagi dengan kakaknya. Betapa kontras pengalaman kedua anak putih dan anak hitam tersebut. Di akhir film tersebut dihimbau agar audience menyumbang dana dan menandatangani pledge agar pemerintah America melakukan intervensi untuk menangkap Kony. Dan lewat kampanye untuk menangkap Kony tersebut, mengalir banyak sekali sumbangan dana, yang kemudian menjadi permasalahan yang cukup serius bagi "the invisible children" dan Jason Russell khususnya. Pasalnya hanya 30 persen dari uang yang disumbangkan, benar benar dipakai untuk memperbaiki kehidupan anak anak di Uganda, sedangkan yang 70 persen dipakai untuk keperluan keperluan lain seperti travelling untuk membuat film lain yang senada. Orang yang lebih savvy mengenai keadaan di Uganda pun mulai curiga bahwasanya ada udang dibalik batu dan agenda terselubung dengan film tersebut. Bahkan kritik mengenai film itu sendiri pun jadi cukup pedas. Pantaskah melibatkan seorang anak (Gavin) untuk berpikir tentang issue yang diluar jangkauannya dan diluar nalar seorang anak untuk mengerti permasalahannya. Pihak pemerintah Uganda pun telah mengeluarkan antidote tentang film tersebut yang dianggap telah memberikan citra yang negative tentang Uganda. Dikatakan bahwa Uganda sekarang tidak konflik dan dalam keadaan tenteram serta sedang membangun menuju negara yang modern, Joseph Kony tak lagi di Uganda sejak 2006. Dengan kata lain Kony sudah dikalahkan oleh pemerintah Uganda. Amama Mbabazi, perdana menteri Uganda pun mengeluarkan nine minute video untuk membetulkan pemberitaan yang miring tentang Uganda dan dalam video tersebut dia mengundang 20 celebrities untuk mengunjungi Uganda. Jadi kenapa masalah LRA di Uganda diangkat lagi seolah olah di Uganda masih terjadi penculikan terhadap anak anak untuk di jadikan slave soldiers? Mungkin anda gak percaya bahwa dibalik semua itu adalah demi minyak. Yes, yes yes, it's all about oil. Perlu kompasioner ketahui bahwa di North Uganda, bulan October tahun lalu telah ditemukan cadangan minyak yang bernilai 50billion dollars. Dan US pun telah mengirimkan pasukannya kesana dengan dalih untuk menangkap Kony. Dan sampai sekarang mereka belum pulang juga. Rupanya Uganda akan jadi the new hotspot buat US Congratulations Mister Clinton! PS: Slikahkan kunjungi Kony2012 di http://www.kony2012.com/ KONY 2012 from INVISIBLE CHILDREN on Vimeo. Dan untuk lebih jauh mengetahui apa dibalik film tersebut silahkan click http://rchelicopter3.hubpages.com/hub/Kony-2012-Its-All-About-Oil
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI