Mohon tunggu...
Apel Persia
Apel Persia Mohon Tunggu... profesional -

mendengarkan setiap ujung helai angin bersiul, menatap untuk mata elang dan memahami sehati-hatinya. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sirius coffee mexico

14 Januari 2014   00:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini pengalaman kali pertama saya membikin kopi yang membikin mata berbinar-binar sekelas jatuh cinta. Singkat cerita, waktu itu atasan baru saja membeli mesin kopi Ini pengalaman kali pertama saya membikin kopi yang membikin mata berbinar-binar sekelas jatuh cinta. Singkat cerita, waktu itu atasan baru saja membeli mesin kopi second dari China. Mesin yang cukup tua dan berumur. Keriput dan tak meyakinkan, tampak seperti mesin kopi yang mahal luar biasa. Seolah tampak seperti komputer kuno dengan tombol-tombol aneh dan bunyi yang membisingkan telinga. Bagian depan seperti bodi motor yang abis kecelakaan. Ringsek dan tak mmeyakinkan. Ya, aku tak yakin mesin ini bisa membikin kopi. Tapi alih-alih begitu. Atasan saya justru sebaliknya. Sepertinya rekeningnya terkuras untuk mendatangkan mesin aneh ini dari Negeri Tirai Bambu. Berdalih sebagai penggila kopi kelas kakap Ia sengaja membeli rongsokan canggih karena hasutan teman kerjanya. Yah, ga papa lah. Toh nanti juga akan menjadi bahan percobaanku untuk mencoba mesin aneh!

Benar saja. Malamnya, saya dipanggil bersama teman-teman kerja. Hanya untuk menyaksikan kegilaannya atas kopi. Baginya kopi adalah tuhan kedua baginya jika ia boleh menghamba. Ah, dasar orang aneh. Aku manut saja duduk menyaksikan tangannya memencet-mencet tombol serba aneh. Mulutnya terus nerocos seperti spb alat-alat kecantikan di mall-mall. Mesin menderu. Mesin aneh itu mengeluarkan asap tebal beraroma harum. Gila, hidung saya langsung terbius. Mata saya hampir meloncat. Aliran udara di paru-paru serasa penuh asap kopi. Muntab, kepala saya bergoyang-goyang. Bukan karena akan limbung. Tapi karena setelah meminum seceguk kopi hasil goyangan mesin itu. “Ini kopi Meksiko. Jangan bengong. Ini harganya mahal. Cukup sedikit saja. Bisa limbung Kau dibuatnya.” Kata atasan saya sambil tersenyun lantas memberikan kepada anak buahnya yang lain. “Sekarang giliranmu, ” Tunjuk atasan saya menuju mesin berumur itu. Ah, kawan. Ini adalah kali pertama saya menyentuh kopi beratus-ratus dollar harganya. Menakutkan, berkharisma dan membanggakan. Aku tersenyum. Kupencet-pencet tombol-tombol sama persis yang dilakukan atasan. Mesin menderu. Air beriuk, lantas asap membumbung pelan-pelan. Ahai, air keruh berwarna coklat susu mengalir panas. Aku tambahkan krimer bubuk yang semua tulisannya berhuruf China. Ah, bodoh amat. Langsung saja aku campur lagi dengan takaran sesuai insting saya. Blutuk-blutuk... Air membuih. Dan.... Rasanya kawan. Ini luar biasa. Aku tertawa lepas. Suasana pecah. Semua orang tertawa puas. Atasan saya menepuk-nepuk pundak saya. Kopi yang saya buat tumpah setelah beberapa saya ceguk. Saya tertegun. Gelap. Kepala pening. Berputar-putar. Ini luar biasa enak. Bukan main. Kelas atasan!


Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun