Mohon tunggu...
Raymond Bagariang
Raymond Bagariang Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Akuntansi Perpajakan Universitas Andalas , padang\r\n\r\nsedikit kecewa dengan kondisi negerinya dan punya khayalan tingkat tinggi untuk memperbaiki

Selanjutnya

Tutup

Money

HIPMI Minta Cabut Subsidi Untuk Kepentingan Sendiri..!

20 Juli 2011   08:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:32 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa lalu 12 july 2001 dalam rubrik ekonomi KOMPAS, HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) meminta presiden untuk mencabut subsidi BBM (Bahan Bakar minyak). Dalam berita itu dikatakan bahwa dana subsidi akan lebih baik jika dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur.

“kami melihat subsidi negara untuk BBM sudah sangat besar sehingga harga BBM perlu dinaikkan secara wajar. Dan presiden merespon dengan berjanji untuk mengambil keputusan mengenai hall tersebut dalam waktu dekat”ini dikatakan oleh Erwin Aksa , ketua HIPMI dalam jumpa persnya. Erwin juga menambahkan bahwa subsidi BBm sangat membebani APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja negara) sehingga menekan anggaran untuk belanja modal.ini akan membatasi pembangunan infrastruktur dan mengurangi dunia usaha.

ðPenjelasan ketua pengusaha muda ini sangat jelas bertujuan untuk mengedepankan kepentingan para pengusaha saja. Ia menjelaskan bahwa subsidi BBM menekan APBN sehingga mengurangi belanja modal.

Kalau kita lihat secara jelas dalam berita media beberwapa waktu lalu tentang beberapa daerah ditengarai bangkrut dijelaskan bahwa ketidaksanggupan pemerintah mengatur dan menggunakan anggaran dengan bijaklah yang membuat APBN habis untuk belanja pegawai saja. Dalam berita tersebut dikatakan bahwa persentase penggunaan anggaran pemerintah masih lebih banyak untuk belanja pegawai. Ini menggambarkan bahwa penyusunan dan penggunann APBN belum menyentuh sendi kehidupan pembangunan dan masyarakat, baru untuk mendandani pemerintah saja. Inilah yang mengakibatkan terhambatnya pembangunan infrastruktur di daerah maupun di pusat.

ðPenjelasan ini juga tidak mempertimbangkan dampak pencabutan subsidi terhadap masyarakat kecil yang masih menggunakan BBM dalam kehidupan sehari-harinya. Logika konkret saja jika subsidi BBM dicabut berakibat:

1.harga BBM akan melonjak – biaya pengguna kendaraan (roda 2 : biaya masyarakat menengah) naik / tarif angkutan umum naik – daya beli masyarakat menurun

2.harga BBM akan melonjak – harga sembako naik (biaya melaut nelayan naik -membuat nelayan tidak sangggup melaut) – (akibat daya beli masyarakat menurun, sembako tidak terbeli) – masyarakat kurang gizi => timbul masalah-masalah kesehatan, pendidikan dll yang diakibatkan

Pencabutan subsidi ini akan menjadi masalah serius di kalangan masyarakat miskin. Pasalnya 25,3 % masyarakat miskin di Indonesia yang berjumlah sekitar 31 juta jiwa dalah nelayan. Pastia ada juga pedagang pasar dan sebagainya.

Dalam berita tersebut juga dikatakan pemerintah mengalami dilema dalam menetapkan kebijakan BBM saat ini. Jika tanpa pengendalian konsumsi dan harga BBM, anggaran subsidi BBM diperkirakan akan melonjak menjadi Rp. 120,8 triliun dari target awal sebesar Rp 95,9 triliun.

[caption id="attachment_120489" align="alignleft" width="300" caption="Antri Pembelian BBM di SPBU Padang Luar, Bukit tinggi"][/caption] Di daeah, antrean panjang mulai terjadi, di kota jambi dan di bukittinggi saat ini mulai kehilangan stok BBM. Anehnya, disaat stock BBM di SPBU habis, pengecer BBM selalu punya stock dan dijual dengan harga mahal. Ini adalah tragedi yang selalu terjadi ketika ada isu akan naiknya harga BBM. Bahkan mungkin BBM malah sengaja dihilangkan untuk melancarkan jalan kenaikan harga BBM tersebut.

Kalau Masalah Anggaran, pertanyaanya : kenapa BBM yang harus diotak atik? Selama ini kita tahu bahwa penerimaan pajak di

negara ini belum maksimal, disamping itu banyak [caption id="attachment_120490" align="alignleft" width="300" caption="BBM habis, "]

13111491501958794240
13111491501958794240
[/caption] penerimaan pajak yang menguap entah kemana. Contohny : kasus Gayus, itu baru satu kasus loh....

Safii Maarif dalam orasi Kebangsaannya pernah mengatakan bahwa pernah seorang Jenderal Polisi mengatakan bahwa penerimaan pajak yang masuk ke kas negara hanyala 20%, lalu 80% nya kemana?hayo siapa yang bisa jawab,,,,,....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun