Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kang Pepih: "Menulis Tak Pernah Mubazir"

4 Desember 2020   16:27 Diperbarui: 4 Desember 2020   16:39 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis cuma buang waktu dan kuota? Tunggu dulu! (Foto: Arnel Hasanovic di Unsplash.com)

Di dunia maya, kita menemukan banyak ruang untuk menulis. Dari media sosial seperti Facebook sampai wadah untuk menulis blog seperti Wordpress dan Blogspot hingga wadah menulis blog yang berbasis komunitas seperti Kompasiana.

Bagi Anda yang sekarang masih menganggur dan memiliki banyak waktu luang saat pandemi begini, menulis menjadi pengisi waktu yang sangat bermanfaat. Dengan banyaknya waktu di rumah karena kita harus menghindari keluar rumah tanpa alasan kuat ini, kita justru bisa menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan agar bisa tersampaikan pada orang lain.

Namun, Anda mungkin berpikir, atau jika Anda sudah menghabiskan banyak waktu menulis tapi belum menghasilkan secara finansial, pasti ada orang yang mencibir: "Buat apa sih menulis siang malam? Toh juga nggak dibayar!"

Dipikir dari sudut pandang orang-orang yang berpikiran praktis seperti itu, kita memang harus akui bahwa menulis menghabiskan banyak waktu. Kita juga mesti menghabiskan uang untuk membeli peralatan dan perlengkapannya. Dari gawai, kamera untuk mengambil foto yang nantinya dimasukkan sebagai ilustrasi, hingga sambungan internet yang di negeri ini masih terbilang relatif mahal, belum merata, dan lambat. Jika dihitung, modalnya untuk menulis sekarang sangat mahal sebenarnya. Bisa jutaan rupiah.

Lalu buat apa sebenarnya kita 'ngotot' untuk bisa menulis secara konsisten? Benarkah menulis di media sosial dan dunia maya pada umumnya cuma kegiatan yang sia-sia, tiada guna?

Pertanyaan yang menggelayuti benak kita semua itu bisa dijawab dengan satu kutipan dari Pramoedya Ananta Toer: "Setiap tulisan akan menemukan takdirnya sendiri." Demikian ungkap pendiri Kompasiana, Pepih Nugraha, kemarin (4/ 12/ 2020) dalam kesempatan workshop "Menulis Sosok Sebagai Medium Relaksasi".

Kita mungkin belum bisa menemukan cara agar hobi menulis kita ini bisa menjadi mata pencaharian layaknya para penulis terkemuka dan mapan semacam Remy Silado, Dewi Lestari, Tere Liye, dan sebagainya.

Namun, kita jangan berkecil hati!

"Kadang-kadang ada penggantinya (pengganti dari belum bisanya menulis menghasilkan uang bagi kita - pen). Misalnya bisa menjadi influencer karena seringnya kita menulis. Nah, ini kan sesuatu yang tidak kita harapkan tetapi kemudian muncul dengan sendirinya," ungkap Pepih. Maka dari itu, menulis tidak akan pernah mubazir, tandasnya.

Untuk memotivasi kita sendiri untuk konsisten menulis, Pepih menyebutkan kita bisa mengaitkan menulis sebagai sebuah amalan karena tulisan kita yang berisi pengetahuan positif bagi orang lain bisa membantu mereka memecahkan masalah dalam hidup, melipur lara, membangkitkan semangat, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun