Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama FEATURED

Begini Cara Hidup Tanpa Layanan Google

6 Mei 2019   15:25 Diperbarui: 15 Desember 2020   07:37 1796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Google di Silicon Valley| Sumber: Cassie Kifer

Pernahkah kita menghitung berapa banyak kita berinteraksi melalui Google dalam kehidupan sehari-hari?

  • Bepergian, menggunakan Google Maps.
  • Membeli ponsel pintar, memilih Android.
  • Bertukar surel, menggunakan Gmail.
  • Menulis blog pribadi, memakai platform Blogspot.
  • Menonton acara televisi kesukaan di YouTube.
  • Mengumpulkan catatan dan dokumen di Google Docs.
  • Menjelajahi dunia maya dengan Google Chrome.

Tahukah juga Anda bahwa Google memiliki semua layanan di atas.

Konsekuensi dari dominasi Google yang begitu luas di internet (Google telah menjelajah sekitar 75% dari total situs web di seluruh dunia!) ialah ia tak cuma bisa melacak apa saja yang kita cari melalui mesin pencari mereka tetapi juga mengetahui perilaku kita dalam situs-situs tersebut dan bisa menggunakan data kita untuk tujuan iklan.

Apakah Anda ikhlas dikuntit Google ke mana pun di dunia maya? Jika iya, silakan terus gunakan beragam layanan Google. 

Namun jika tidak, berikut adalah beberapa kiat agar Anda bisa hidup dan beraktivitas di internet terbebas dari Google. Pertanyaan yang mungkin berkecamuk dalam benak Anda: Apakah kita harus 100% terbebas dari Google? Tidak juga.

Tapi dalam pandangan saya, idealnya kita tidak mempercayakan semua data pribadi kita pada satu korporasi. Karena jika korporasi yang bersangkutan berulah (secara semena-mena menyalahgunakan data pribadi kita) atau gagal memenuhi tanggung jawab menjaga data kita (akibat peretasan misalnya) dan memelihara kepercayaan yang kita berikan sebagai pengguna, maka kita juga yang kena getahnya! Ibaratnya menaruh semua telur kita di satu kantong, sekali jatuh, pecah semua telur kita.

Tidak ada yang pernah memaksa Anda untuk meninggalkan Google tetapi jika Anda sadar dengan risiko pelanggaran privasi, rasanya tidak akan terlalu berat untuk meninggalkan sebagian -- kalau tidak seluruh -- layanan yang dimiliki Google.

Begini caranya kita bisa melakukan diversifikasi penggunaan layanan di internet, agar bisa meminimalkan dominasi Google dalam kehidupan kita.

Layanan Mesin Pencari
Google Search sudah begitu melekat dengan kehidupan kita. Saat seseorang tidak tahu atau tidak paham, kita biasanya mengatakan,"Google aja!" Nah, sekarang kita juga bisa mengatakan:"DuckDuckGo aja!"

Foto: Wikimedia Commons/Akhlis.net
Foto: Wikimedia Commons/Akhlis.net

Apa beda DuckDuckGo? Mesin pencari ini tidak hanya menjaga pencarian Anda tetap rahasia tetapi juga turut memberikan kelebihan-kelebihan lainnya seperti jalan pintas, jawaban instan, dan mencegah Anda terjebak dalam apa yang dinamakan sebagai "filter bubble" (secara kasar diartikan sebagai penyajian hasil pencarian yang sudah direkayasa sedemikian rupa dengan tujuan tertentu). 

Artinya, ada campur tangan dari Google untuk menyaring hasil pencarian bagi Anda. Padahal Anda sebagai pengguna internet seharusnya memiliki hak penuh mengetahui hasil pencarian secara organik, tanpa rekayasa.

Layanan Surel
Siapa yang tidak mengenal atau menggunakan Gmail sebagai layanan tukar surel? Saya sendiri bahkan sudah memilikinya sejak satu dekade yang lalu. Tak terbayangkan berapa banyak data pribadi saya sudah berada di dalam database Google.

Kini saya menggunakan lebih banyak alamat surel saya di merahputih.id, sebuah layanan surel asli Indonesia (dari Telkom Indonesia). Dan layanan ini tersedia secara gratis.

Kalau Anda mau mencoba yang berbayar, silakan saja coba FastMail yang disediakan DuckDuckGo. Layanan ini sudah menawarkan fitur kalender virtual dan daftar kontak yang terdukung di semua jenis perangkat genggam. Surel-surel kita juga akan terenkripsi agar lebih aman berkat alat enkripsi PGP.

Tidak tertarik? Saya mencoba layanan surel gratis dari ProtonMail dan Tutanota untuk bisa menggantikan alamat surel Gmail Anda.

Platform Video
Untuk menikmati video-video unggahan pengguna internet, meninggalkan YouTube rasanya musykil. Memang ini makin terasa sulit setelah sejumlah operator seluler di Indonesia bekerja sama dengan menggratiskan akses menuju YouTube. 

Saya sendiri sebagai pengguna layanan salah satu operator seluler merasakan betapa memanjakannya akses gratis menuju YouTube ini. Kapan saja di mana saja bisa menonton konten favorit di ponsel. Siapa yang tidak tergiur? Apalagi buat anak-anak yang haus konten menarik.

Dominasi YouTube makin menguat apalagi setelah pemerintah RI memblokir akses ke Vimeo, pesaing YouTube. Vimeo diblokir sejak 2015 dengan alasan banyak memuat konten pornografis padahal YouTube juga tidak berbeda jauh. Konten pornografis semacam ini juga sebetulnya pasti akan terus muncul di platform apapun.

Layanan Peta

Untuk menggantikan Google Maps yang begitu nyaman, kita bisa beralih ke "Apple Maps" dan "OpenStreetMap" yang tersedia gratis.

Layanan Penyimpanan Data
Untuk menyimpan dan bertukar data, kita sering memakai Google Drive. Untuk menggantikan Drive, Anda bisa memakai layanan "Resilio Sync" yang disediakan tanpa bayaran dan juga memberikan layanan berbayarnya. Sementara itu, Tresorit juga bisa dipakai menyimpan data asal Anda mau merogoh kocek.

Ponsel Pintar
Nah, buat Anda yang menggandrungi gawai, ada baiknya memilih menggunakan perangkat bersistem operasi iOS yang diproduksi Apple Inc. Sayangnya memang secara harga, masyarakat Indonesia adalah konsumen yang peka dengan harga. 

Harga perangkat Android yang "miring" sangat menggiurkan. Dengan fitur dan fungsi yang mirip, harganya bisa jauh berbeda. Apalagi jika membandingkan harga gawai Apple yang baru. Solusinya? Coba pilih untuk membeli gawai iOS yang masih layak pakai.

Layanan Peramban
Untuk menjelajahi dunia maya, coba ganti Google Chrome dengan mengunduh Mozilla Firefox atau Safari atau Brave yang semuanya tersedia gratis. 

Karena saya juga seorang pegiat di Komunitas Mozilla Indonesia, saya sendiri menggunakan Firefox karena fitur-fitur dan produk Mozilla terkenal mengutamakan privasi pengguna. Tidak akan ada jual beli data pengguna tanpa kita ketahui. Semuanya transparan.

Layanan Blogging
Karena saya juga gemar menulis blog, saya sangat memperhatikan hal satu ini. Anda bisa memilih untuk menggunakan platform lainnya seperti WordPress.com yang gratisan atau kalau masih mau gratis, menulislah di Kompasiana.com seperti yang saya lakukan. 

Kelebihan WordPress ialah ada aplikasi di ponsel sehingga Anda bisa menulis dan menerbitkan blog kapan saja di mana saja asal ada sinyal seluler dan baterai ponsel masih hidup.

Layanan Percakapan Instan
Suka bertukar pesan tetapi sudah bosan dengan Google Duo atau WhatsApp (yang meski bukan milik Google tapi juga dimiliki raksasa teknologi Facebook yang dikenal bermasalah dengan privasi pengguna)? 

Saya memilih menggunakan Telegram, atau kalau suka nuansa yang ceria, pakai Line. Ada juga aplikasi Signal yang direkomendasikan oleh Edward Snowden yang dikenal vokal menyuarakan pembelaan privasi internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun