Ada satu periode paling kontrovesial dalam sejarah Gereja Katolik yang berlangsung sekitar abad ke-14, dimana selama hampir tujuh dekade, antara tahun 1309-1376, tujuh generasi paus memilih untuk meninggalkan 'rumah tradisional' mereka di Roma dan menjalankan pemerintahan kepausan dari Avignon, Prancis. Keadaan ini menimbulkan banyak ketidakpuasan dan kekhawatiran di kalangan umat Kristen mengenai otoritas kepausan pada masa itu. Selain itu, avignon papacy juga melatarbelakangi terjadinya skisma barat.Â
Peristiwa itu bermula ketika terjadi konflik antara Raja Prancis (Philip IV) dengan Paus Bonifasius VIII, yang berakhir dengan penangkapan dan kematian Paus Bonifasius. Setelah kematian tersebut, Uskup Agung Prancis Betrand de Goth terpilih menjadi Paus Klemens V. Saat itu Roma mengalami ketidakstabilan politik yang signifikan. Karena dikhawatirkan akan berdampak pada kepausan maka Paus Klemens V memilih memindahkan kursi kepausan ke Avignon sebagai lokasi yang lebih aman untuk menghindari kekacauan tersebut. Avignon dipilih karena berada dibawah langsung pengaruh Prancis sehingga keadaan disana lebih stabil dan memungkinkan Paus Klemens V menjalankan tugasnya dengan tenang. Pemindahan ini juga diduga dipengaruhi oleh Raja Philip IV yang berperan penting saat pemilihan Klemens V. Philip IV ingin memastikan kepausan dapat beroperasi dibawah pengaruhnya, akibatnya Klemens V dianggap sebagai 'boneka' Philip, yang mencerminkan bahwa kepausan berada dibawah kendali monarki Prancis.Â
Banyak warga Roma saat itu yang kecewa atas keputusan Paus Klemens V. Mereka merasa bahwa kota Roma, yang memiliki sejarah panjang sebagai tempat tinggal para Paus telah ditelantarkan oleh Klemens V. Mereka juga khawatir kalau independesi otoritas gereja akan terancam jika kursi kepausan dipindahkan ke Avignon.Â
Ada tujuh paus yang memimpin selama periode kepausan avignon. Selain Paus Klemens V, enam paus lainnya yaitu: Paus Yohanes XXII, Paus Benediktus XII, Paus Klemens VI, Paus Innosensius VI, Paus Urbanus V, dan Paus Gregorius XI. Pada masa Gregorius XI lah takhta kepausan kembali ke Roma, tepatnya pada tahun 1376. Dua tahun kemudian Gregorius XI wafat.
Ketika diadakan pemilihan penggantinya, warga Roma menuntut agar paus selanjutnya berasal dari Roma atau paling tidak Italia. Akhirnya terpilihlah seorang dari Italia, Bartolomeo sebagai Paus Urbanus VI. Meski begitu, sebagian besar kardinal menolak untuk mematuhi Urbanus VI, mereka menganggap pemilihannya tidak valid karena desakan warga Roma. Kemudian para kardinal itu memilih Klemens VII untuk menjalankan kepausan di Avignon sebagai pesaing Urbanus VI. Situasi ini dikenal dengan nama skisma barat, perpecahan dimana lebih dari satu paus bersaing untuk diakui sebagai pemimpin yang sah, satu di Roma dan satu di Avignon. Perselisihan kepausan ini berakhir dengan diadakannya Konsili Konstanz (1414-1417). Konsili ini berhasil memaksa Paus Roma (Gregorius XII) untuk mengundurkan diri, memecat dua paus lainnya, serta memilih paus baru, Martinus V. Terpilihnya Paus Martinus V menandakan akhir skisma dan kepausan kembali bersatu di Roma.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI