Bagi perokok seperti saya, merokok itu memang rasanya nikmat. Apalagi sambil ngopi, tambah terasa nikmat berkepanjangan.Â
Tapi, rasa nikmat itu seketika hilang, saat anda menyadari anda sedang terpapar atau pasca terpapar covid 19. Â
Benarkah? Iya benar itu yang saya rasakan. Saya menyadari ketika dua minggu lalu, pertama kali merokok terasa hambar.Â
Saya tidak bisa mencium aroma rokok yang sedang saya hisap. Tak ada rasa nikmat sama sekali. Tawar dan hambar. Saat itu saya menyadari bahwa saya mungkin sedang terpapar covid. Â
Berikutnya selama dua hari saya merasa sedikit demam dan indra penciuman saya hilang sama sekali.Â
Saya masih mencoba merokok, tapi masih terasa tawar dan hambar. Tidak merasakan nikmatnya dan tak mencium aroma tembakau dan cengkeh. Sama sekali.Â
Saya auto berhenti merokok untuk beberapa waktu lamanya. Â Setidaknya, selama dua minggu isolasi mandiri dan entah berapa lama lagi akan bertahan tidak merokok.Â
Setelah dua hari indra penciuman saya hilang. Hari ketiga penciuman saya pulih. Saya pikir saat itu saya bisa menikmati semuanya. Termasuk merokok.Â
Ternyata tidak. Sama sekali. Merokok semakin tidak nikmat. Bukan hanya tawar dan hambar, tapi justru seperti mencium aroma karet ban yang terbakar. Dan rasanya sangat kesat, pekat dan memuakkan.Â
Merokok seperti terasa sangat menyiksa. Saya sama sekali, bukan hanya tidak bisa menikmati, tapi sebaliknya, merokok seperti memuakkan sekali dan membuat perut terasa mual dan ingin muntah.Â