Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membangun Generasi Milenial Arkeologi Pembaharu

14 Februari 2021   12:41 Diperbarui: 14 Februari 2021   23:17 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generasi millenial (THINKSTOCKS/NADIA BORMOTOVA) via kompas.com

Secara aktif, inovatif dalam menangkap Isu atau persoalan di tengah masyarakat sesuai kemampuan keilmuannya. Selain itu juga kreatif dalam  menghasilkan karya. Inovasi merupakan bentuk perwujudan sesuatu yang baru atau membuat pembaruan terhadap sesuatu yang sudah ada.

Sementara itu, kreatif adalah suatu kemampuan membuat dan menemukan terobosan baru dalam pemecahan masalah dengan cara yang baru serta juga unik yang berbeda dan juga lebih baik dari sebelumnya.

  • Multi Talent dan Multi Tasking

Generasi arkeologi kekinian atau pembaharu, adalah para arkeolog millenial yang mengetahui kemampuan dasar, namun sekaligus mampu mengembangkan kemampuan lain, sehingga kemampuan dasarnya berpadu kemampuan lain yang berhasil dikembangkannya. 

  • Bersikap Adaptif dan Peka Terhadap Perubahan

Generasi baru arkeologi adalah generasi arkeolog pembaharu yang mampu memahami situasi aktual lingkungannya, sehingga dengan mudah mampu mengatasi perubahan, sekaligus mampu mensiasati kondisi dan situasi aktual. 

Generasi arkeologi pembaharu adalah kaum arkeolog millenial yang mampu menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan, sekaligus mampu mengatasi berbagai keadaan yang dilaluinya.

Secara keilmuan generasi arkeologi pembaharu, mampu mengoptimalkan pengetahuannya untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan dan perkembangan zaman. Termasuk dalam hal ini adalah perkembangan kebudayaan dalam episode peradaban yang dilaluinya. 

  • Mentalitas Survival

Generasi baru arkeologi, yang memiliki mentalitas survival, diharapkan mampu selalu berpikir solutif, menemukan solusi dan alternatif-alternatif baru dalam menghadapi berbagai tantangan. Dalam hal ini tantangan zaman dan peradaban yang semakin maju dengan segala kompleksitas masalahnya. 

  • Berpikir Out of The Box

Saya memahami berpikir out of the box adalah kemampuan berpikir luas dan selalu mampu membangun kerangka pikir baru. Oleh karena itu generasi arkeologi pembaharu, generasi milenial adalah para arkeolog generasi Z, yang mampu membuat terobosan-terobosan baru, bagi kemajuan kebudayaan dan peradaban di nusantara. 

Berpikir out of the box di satu sisi, namun di sisi lain, mengutip cara pandang arkeolog yang sangat dihormati para arkeolog lainnya di Indonesia, yakni Daud Aris Tanudirjo, seorang akademisi dan arkeolog Universitas Gajah Mada, yaitu berpikir In The Glass Box.

Kita berada dalam kotak kaca, sehingga mampu melihat dunia luar dengan jelas dan dunia luar juga bisa melihat pemikiran kita dengan jelas. Berpikir In The Glass Box, menurutnya akan membuat kita cerdas dalam menyikapi persoalan dan memiliki kekuatan atau kemampuan menemukan dan membangun kerangka-kerangka pemikiran yang baru.  

Bagi saya, pemikiran baru arkeologi yang dibutuhkan para arkeolog generasi pembaharu, akan menciptakan generasi arkeologi yang tidak hanya melek budaya, namun juga melek teknologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun