Jadi tanpa kehilangana unsur menghiburnya, film animasi ataupun video game yang diinspirasi dan dikembangkan dari obyek arkeologi dan kearifan lokal, itu menjadi industri kreatif yang mengembangkan obyek arkeologi bermanfaat ekonomis, sekaligus menpopulerkan di kalangan mileneal sekaligus ada wawasan untuk menjaga dan melestarikannya.
Game of Thrones, versi Indonesiapun bisa diciptakan. Berlatar belakang tentang Kejayaan Majapahit, misalnya dapat mengadaptasi untuk produk industri kreatif sejenis. Sudah banyak film-film berlatar arkeologi di dunia barat, yang menjadi indutri perfilaman yang maju di Amerika dan Eropa.
Sesungguhnya di Indonesia, sangat kaya latar sejarah dan budaya, untuk menciptakan industri film yang maju. Dengan kemasan yang mileneal, namun latar belakang Majapahit, Mataram Kuno tentu membuat penasaran. Apalagi kreatifitas anak muda Indonesia sekarang juga tidak kalah dengan anak muda di belahan dunia lain.
Dalam catatan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Rekam jejak kreativitas manusia Indonesia telah ada setidaknya sejak 22.000-40.000 tahun yang lalu. Mereka sudah mampu menciptakan seni lukis yang menjadi avant garde, bukan hanya di tingkat lokal, melainkan juga di tingkat global.
Hasil pertanggalan tersebut membuka mata dunia bahwa manusia Indonesia telah memiliki kemampuan kognitif dan kreativitas yang luhur. Sejak saat itu, kemampuan kreatif manusia Indonesia terus berkembang seiring dengan perjalanan budaya yang dilaluinya dari masa ke masa.
Persinggungan dengan pengaruh kebudayaan asing menghasilkan kreativitas baru yang semakin kaya, namun tetap mengedepankan kekhasan lokal yang menjadi jati dirinya. Hingga kini, industri kreatif Indonesia terus berkembang dan menjadi salah satu yang digadang sebagai kekuatan ekonomi di level internasional.
Namun, terdapat salah satu tantangan yang dihadapi dewasa ini, yaitu lemahnya “identitas” kreativitas nasional/lokal yang diakibatkan oleh arus pengaruh global yang bersifat mainstream dan – tidak dapat dipungkiri – lebih digemari oleh pasar nasional.
Indonesia dengan kekayaan budayanya sendiri, dapat mengadaptasi bagaimana kreatifitas di negara Inggris, yang membangun sebuah lembaga khusus untuk pengembangan industri kreatif berdasarkan obyek arkeologi.
Di Southampton, Inggris, kata Atina, disana dibangun sebuah lembaga khusus Archaeology for Creative Industries, yaitu lembaga konsultan arkeologi untuk para pekerja industri kreatif. Di Indonesia, belum ada, dan bisa menjadi inspirasi untuk memikirkan mengembangkan lembaga non pemerintah semacam ini.