Mengapa kaum musyrikin di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam disebut kaum jahiliyah? Karena mereka menunjukkan kebodohan mereka. Padahal mereka orang-orang terpelajar dan berkelas. Kualitas mereka tampak nyata di strata sosial kehidupan. Segala kepintaran dan kepiawaian mereka kuasai. Hanya saja karena mereka menuhankan latta dan uzza, kebodohan melingkupi mereka.
Latta dan uzza mereka anggap mampu memberi mereka kesuksesan hidup. Mereka percaya ada 'dzat' yang mengatur kehidupan mereka, mengatur rezeki, mengatur keberuntungan, mengatur nasib. Mereka menggantungkan nasib pada 'dzat' tersebut. Mereka pun menyembahnya. Namun mereka pun ingin mengatur bentuk sesembahan itu semau mereka. Kebutuhan mereka akan sesembahan itu hanya sebatas pemenuhan keberuntungan hidup. Untuk urusan yang lain, mereka tak mau diatur. Tugas sesembahan hanya memberi mereka rezeki dan keberuntungan.
Jahiliyah modern pun tampak satu per satu. Dikemas dengan kesan elegan dan mengikuti jaman. Dulu dukun berbekal keris dan berpenampilan ala dunia lain. Wajah pun dibuat seangker mungkin untuk menimbulkan rasa segan. Semakin berubah jaman, berubah pula penampilannya. Nama pun berubah menjadi paranormal. Penampilan pun ala pesohor. Lebih friendly. Semakin digital jaman, semakin beradaptasi pula pola kebodohannya. Paranormal berubah menjadi ahli spiritual. Menawarkan jaminan peruntungan demi kesuksesan yang dikejar manusia, bernuansa spiritual. Padahal sang ahli spiritual pun tak dapat menjamin hidupnya sendiri.
Kita bisa terkekeh bila membayangkan latta dan uzza disembah oleh masyarakat pada masa itu. Patung begituan kok disembah. Mikiiirrrr...
Tapi beda rasa ketika bicara tentang boneka yang katanya diisi dengan spirit menjadi bernama spirit dolls.
"Ini boneka diisi ruh yang berpendidikan. Punya manner jadi paham perilaku yang baik. Dia akan ngajak kita berbuat baik."
Kita gak boleh terkekeh bahkan ngakak jumpalitan menyaksikan kebodohan itu.
"Kamu halu?"
"Nggak! Aku sehat!"
"Tapi kamu bodoh!"
"Damn you! You know gak, spirit doll tu ajak aku bersedekah, berbuat baik ke orang lain!"