Mohon tunggu...
Wulan Saroso
Wulan Saroso Mohon Tunggu... Lainnya - educator, mompreneur, sosio developer

istri dan ibu, pendidik informal, mompreneur, sosio developer suka membaca, menulis, bikin kue, berbagi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kim Seon, Cancel Culture dan Salah Tempat

26 Oktober 2021   15:31 Diperbarui: 26 Oktober 2021   15:31 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tenyata cancel culture di Korea Selatan ganas. Kim Seon Ho terancam kehancuran karir setelah skandal pemaksaan aborsi mantan pacar menerpanya. Kim Seon Ho tersandung kontroversi aktor "K" yang sebelumnya dituduh memaksa mantan pacarnya melakukan aborsi dan memutuskan hubungan setelah itu. Hal ini membuat publik geram karena perilaku tidak terpuji yang kemudian diakuinya secara pribadi.

Tidak main-main, dampak dari skandal itu berupa denda iklan komersil mencapai milyaran dan pemutusan kontrak iklan dari brand yang menggunakan Kim Seon sebagai modelnya. Selain itu, Kim Seon Ho yang dijadwalkan bakal syuting tiga film mulai bulan November pun dibatalkan oleh para produser film. Dimulai pada bulan November dengan film "Tristes Tropiques", "Dog Days" di bulan Desember, dan "2 O'Clock Date" yang dilaksanakan bulan Maret. Di saat yang sama, Kim Seon pun menyatakan keluar dari program '2 Days & 1 Night Season 4'.

 Cancel culture adalah "boikot budaya" terhadap selebriti, merek, perusahaan, atau konsep tertentu, menurut Lisa Nakamura seorang professor di University of Michigan. Paling banyak terjadi kepada pesohor atau public figure yang melakukan atau menyatakan sesuatu yang tidak bisa diterima oleh publik. Bentuk pemboikotan bisa bermacam-macam yang kemudian bisa berpengaruh pada eksistensi pesohor tersebut.

Sebenarnya tindakan cancel culture bukan hal baru dalam hidup bermasyarakat. Di dalam keseharian masyarakat, bila ada anggota masyarakat melakukan atau mengatakan sesuatu yang tidak sesuai atau menyakiti norma sosial yang berlaku, ia akan mendapatkan hukuman atau sanksi sosial. Hal ini sangat berpengaruh pada kehidupan orang tersebut tidak hanya diri pribadi bahkan keluarganya. Hanya saja, konteks cancel culture di dunia digital memiliki ranah luas tidak dibatasi ruang dan waktu. Warga dunia digital yang bernama netizen berhak berkomentar dari belahan bumi manapun dan waktu kapanpun.

Namun yang menarik, pada kenyataannya ada perbedaan penyikapan dalam cancel culture terhadap pesohor ketika melakukan kesalahan. Hal ini terungkap dari pernyataan netizen Indonesia ketika menanggapi kasus yang menimpa Kim Seon Ho membandingkan dengan kasus selebriti Indonesia. Berikut sedikit cuplikan dari komentar para netizen.

"Kim seon ho kalo dia aktor di US/UK: tetep bisa pacaran dan ga harus aborsi anaknya. Tetep punya career. Kim seon ho kalo di Indonesia: 3 bulan juga dah populer lagi. Salah negara aja kim seon ho"

 "Udah, Kim Seon Ho nya pindah aja ke Indonesia. Soalnya kalau di Indonesia, kalau udah bikin skandal, di undang ke TV, dikasih panggung, trus rejeki mengalir. Heran gw, orang Indonesia sebaik itu apa gimana?"

 "Kim Seon Ho kalau takut karirnya hancur indonesia masih welcome kok" 

 "Kim seon ho kalo hidup di Indonesia pas lagi kena rumor kek gini nggk bakal ngefek ke karirnya, malah makin terkenal dan cuan. Indah bukan negeri wakanda ini."

 "Ternyata berlaku pada Kim Seon Ho, karirmu tergantung amal perbuatanmu. Beda dengan artis Indonesia, berkasus semakin terkenal, jadi duta ini itu."

 "Kim Seon Ho baiknya pindah ke Indonesia aja dijamin semakin buruk akhlakmu semakin tinggi juga karirmu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun