Mohon tunggu...
Wulan Nabila
Wulan Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Maliikussaleh

Mahasiswa aktif semester 6

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Mahasiswa di Era Digital: Antara Tantangan dan Kesempatan Baru

3 Mei 2025   22:34 Diperbarui: 3 Mei 2025   22:35 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (Sumber: sisipagi.com/produktivitas))

Kenali tantangan mahasiswa di era digital dalam menghadapi perubahan:

Perkembangan teknologi digital dalam beberapa tahun terakhir telah membawa perubahan besar di berbagai aspek kehidupan manusia, tak terkecuali dalam dunia pendidikan tinggi. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa kini berada di tengah arus perubahan yang sangat dinamis. Dunia yang mereka hadapi hari ini sangat berbeda dibandingkan dengan satu dekade lalu—lebih cepat, lebih praktis, namun sekaligus jauh lebih kompetitif dan menuntut adaptasi yang tinggi.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi mahasiswa di era digital adalah kecepatan perkembangan teknologi. Setiap tahun, bahkan setiap bulan, muncul inovasi baru mulai dari kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), blockchain, hingga teknologi augmented reality. Tanpa upaya untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan ini, mahasiswa bisa tertinggal. Seperti yang dikatakan oleh Klaus Schwab, pendiri World Economic Forum, “Dalam revolusi industri keempat, bukan ikan besar yang memakan ikan kecil, melainkan ikan yang cepat memakan yang lambat.” Artinya, kecepatan beradaptasi menjadi kunci utama.

Maka dari itu, proses belajar tidak lagi cukup hanya berfokus pada teori di ruang kuliah. Mahasiswa dituntut untuk membekali diri dengan keterampilan praktis seperti pemrograman, analisis data, desain digital, manajemen proyek, serta literasi digital yang baik. Menurut laporan World Economic Forum tahun 2023, lima dari sepuluh keterampilan paling dibutuhkan di dunia kerja global saat ini berkaitan langsung dengan teknologi dan pemikiran kritis, seperti analytical thinking, digital literacy, dan technology design.

Kemampuan berpikir kritis juga menjadi kebutuhan mendesak. Era digital dibanjiri oleh informasi dari berbagai sumber yang tidak semuanya valid atau dapat dipercaya. Hoaks, disinformasi, dan konten manipulatif sangat mudah tersebar. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu menilai, menganalisis, dan menyaring informasi dengan bijak. Literasi digital menjadi bekal penting dalam membentuk mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga bijak dan bertanggung jawab sebagai warga digital.

Tak terlepas dari tantangan, ini peluang bagi mahasiswa di era digital:

Namun, di balik tantangan tersebut, era digital juga membuka berbagai kesempatan baru yang belum pernah tersedia sebelumnya. Teknologi telah meruntuhkan sekat-sekat geografis dan sosial yang dulu menjadi penghalang akses terhadap pendidikan, kolaborasi, dan inovasi. Kini, mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia dapat mengakses materi kuliah dari universitas terbaik dunia secara daring, mengikuti kursus dari platform global seperti Coursera, edX, dan Udemy, atau bahkan magang secara remote di perusahaan luar negeri.

Tak hanya itu, mahasiswa juga dapat berpartisipasi dalam berbagai proyek kolaboratif lintas negara, mengikuti kompetisi teknologi internasional, atau membangun jaringan profesional melalui komunitas daring. Ruang kos sederhana bisa menjadi kantor startup, tempat merancang aplikasi, menulis konten edukatif, atau mengelola bisnis berbasis digital. Semua itu menjadi mungkin karena teknologi memberi kebebasan dan alat yang dibutuhkan untuk menciptakan dan menyebarluaskan karya.

Kisah Inspiratif Mahasiswa dalam memanfaatkan peluang digital:

Banyak kisah sukses bermula dari mahasiswa yang berani memanfaatkan peluang digital ini. Startup-startup besar seperti Gojek dan Ruangguru adalah contoh nyata bagaimana ide-ide inovatif dari generasi muda dapat berkembang menjadi solusi nyata yang bermanfaat bagi jutaan orang. Mahasiswa yang mampu menggunakan teknologi secara strategis tidak hanya memiliki peluang karier yang lebih baik, tetapi juga bisa menjadi agen perubahan sosial. Mereka dapat membangun komunitas digital, menginisiasi gerakan sosial di media sosial, atau mengembangkan aplikasi yang menyelesaikan masalah masyarakat.

Tentu, untuk mendukung peran mahasiswa dalam menghadapi era digital ini, institusi pendidikan tinggi juga harus berbenah. Kampus harus mulai menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan zaman, menyediakan fasilitas teknologi yang memadai, serta menciptakan ruang-ruang kolaboratif lintas disiplin ilmu. Mahasiswa perlu dilatih untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi berbasis teknologi. Selain itu, peran dosen juga penting sebagai fasilitator dan mentor yang mendorong kreativitas dan inovasi mahasiswa.

Namun demikian, tanggung jawab utama tetap berada di tangan mahasiswa itu sendiri. Dunia digital sangat luas dan penuh peluang, tetapi juga tidak ramah bagi mereka yang pasif. Mahasiswa yang mampu bertahan dan berkembang di tengah perubahan adalah mereka yang memiliki kemandirian belajar, semangat eksplorasi, dan keberanian mencoba hal-hal baru. Tidak semua usaha akan berhasil, tetapi dari kegagalan pun akan muncul pelajaran berharga yang memperkuat daya tahan dan mentalitas.

Adaptasi, kreativitas, dan ketangguhan adalah kata kunci untuk mahasiswa di era digital. Tantangan akan terus datang, mungkin dalam bentuk yang berbeda dan lebih kompleks. Namun, seiring dengan itu, akan selalu muncul kesempatan-kesempatan baru yang bisa dimanfaatkan. Dunia ini bergerak cepat, dan mahasiswa yang ingin menjadi pemimpin masa depan harus mampu bergerak lebih cepat, atau setidaknya, tidak tertinggal terlalu jauh.

Sebagai seorang mahasiswa di bidang Sistem Informasi, saya menyadari bahwa teknologi bukan sekadar alat, tetapi juga jembatan menuju masa depan. Kita tidak boleh takut terhadap perubahan. Justru, perubahan harus dijadikan pijakan untuk tumbuh dan berkembang. Tantangan yang ada di era digital ini bukanlah penghalang, tetapi merupakan batu loncatan menuju peluang yang lebih besar. Jika kita berani melangkah, belajar tanpa henti, dan tidak takut untuk gagal, maka dunia digital akan menjadi ladang subur untuk menanam masa depan yang gemilang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun