Tahukah kamu, bayi yang baru lahir sebenarnya belum bisa melihat dunia dalam bentuk tiga dimensi? Mereka hanya menangkap gambar datar tanpa kedalaman. Menurut American Optometric Association (AOA), kemampuan penglihatan binokuler baru mulai berkembang pada usia 3--6 bulan, saat otak sudah bisa menyatukan gambar dari kedua mata.
Apa Itu Penglihatan Binokuler?
Penglihatan binokuler adalah kemampuan dua mata bekerja sama untuk menciptakan persepsi kedalaman. Mata kiri dan kanan menangkap sudut pandang berbeda, lalu otak menyatukannya menjadi satu gambar yang punya dimensi.
Tanpa binokuler, kita bisa melihat jelas tapi sulit menilai jarak. Misalnya, bola terlihat ada di depan kita, tapi susah diperkirakan seberapa dekat sebenarnya.
Perkembangan Binokuler pada Anak
- Usia 0--2 bulan: Bayi hanya fokus pada kontras terang-gelap. Belum ada koordinasi antara mata kiri dan kanan.
- Usia 3--6 bulan: Menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), ini adalah fase awal bayi mulai mengembangkan persepsi kedalaman.
- Usia 6--12 bulan: Kemampuan binokuler makin matang. Bayi mulai bisa meraih mainan dengan tepat dan merayap menuju benda yang menarik.
- Usia 2--3 tahun: Binokuler sudah cukup stabil. Anak mulai bisa bermain bola, menyusun balok, hingga menggambar dengan koordinasi lebih baik.
Kenapa Penting?
Penglihatan binokuler berperan besar dalam koordinasi mata-tangan, keseimbangan, hingga kemampuan membaca. Penelitian Birch (2013) menunjukkan bahwa gangguan binokuler, seperti strabismus (juling) atau amblyopia (mata malas), bisa berdampak pada perkembangan keterampilan motorik dan akademik anak.
Tanda-tanda Masalah yang Perlu Diwaspadai
- Mata sering juling atau tidak sejajar.
- Anak sering memiringkan kepala saat melihat.
- Kesulitan mengambil benda kecil dengan tepat.
- Sering menutup satu mata saat melihat.
Jika tanda-tanda ini muncul, direkomendasikan untuk segera memeriksakan anak ke dokter mata atau optometris agar bisa ditangani sejak dini.
Kesimpulan
Penglihatan binokuler bukanlah kemampuan bawaan sejak lahir, melainkan hasil perkembangan bertahap. Dengan stimulasi yang tepat seperti mainan warna-warni, permainan motorik halus, dan interaksi visual anak bisa tumbuh dengan kemampuan visual optimal.