Masalah hidup tak berhenti Seakan berpusar dalam badai yang abadi Hari ini dapat inspirasi yang indah sekali dari sebuah gambar dengan kutipan di facebook.
[caption id="attachment_187703" align="aligncenter" width="604" caption="(www.facebook.com/TheGratitudeWall)"][/caption]
Ekspresi gadis kecil dalam gambar itu yang menikmati menari bersama hujan tanpa khawatir sedikitpun adalah ekstasi.
Mungkin saja dia sedih, tetapi derai hujan menghiburnya. Mungkin saja dia menangis, tetapi hujan menyamarkannya.
H. Mutahar dengan lagu Syukur dan Ryan D’Masiv dengan lagu Jangan Menyerah bagiku adalah makna terdekat dari kutipan yang tertulis dalam gambar tersebut.
“Dari yakin ku teguh,hati ikhlasku penuh.Akan karuniaMu.……………….
Syukur aku sembahkan,kehadiratMu Tuhan.” (Syukur/ H. Mutahar)
“Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal putus asa” (Jangan Menyerah/ Ryan D’Masiv)
Rasanya rugi jika setiap momen dalam hidup yang singkat ini tidak dinikmati. Momen apapun itu. Menikmatinya dalam ikhlas, dalam syukur, tanpa pernah menyerah. Seperti mereka dibawah ini yang ikhlas tanpa pernah menyerah meski hidup diatas batu dan tanah tandus. Kerasnya perjuangan mereka, hidup di lingkungan yang kurang mendukung untuk kebesaran, tetapi karena mereka hidup disitu, mereka menari bersamanya.
[caption id="attachment_187704" align="aligncenter" width="512" caption="Mozaik 1 (Wuala Tomaguni)"]
Jangan menyerah….jangan menyerah......
Kutahu kau mendengarkan disana ditengah perjuanganmu.
Menarilah dan tersenyumlah, meski air mata di pipimu.
Hujan akan menghapuskannya untukmu.
[Wasuponda, 13 Mei 2012 - h@nsdw]