Mohon tunggu...
Wongso
Wongso Mohon Tunggu... -

Ex karyawan pabrik rokok sekarang usaha sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilihan-Pilihan

20 Desember 2014   20:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:52 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pilihan-Pilihan

Dalam hidup ini kita semua senantiasa dihadapkan pada pilihan-pilihan, sejak bangun tidur kita sudah dihadapkan pada pilihan-pilihan. Pilih cepat bangun sembahyang, bersemangat pagi, jalan cepat tarik nafas kemudian bekerja atau malas bangun kembali tarik selimut karena masih ada waktu sedikit untuk meneruskan mimpi.Semua pilihan tersedia sejak pagi dan semuanya terserah kita, jadi hidup itu identik atau sama dan sebangun dengan segudang pilihan.

Darimana sich munculnya pilihan-pilihan ini? Pilihan-pilihan ini muncul, disadari mau pun tidak, dari adanya MOTIVASI dalam diri kita, semua orang memiliki motivasi tanpa motivasi ya...bukan manusia sebenernya. Motivasi inilah yang akan menentukan kadar rendah-tinggi, sehat-tidak, atau dengan kata lain baik-buruk tingkah polah manusia di dorong oleh motivasi ini. Tingkah laku positif didorong oleh motivasi sehat, sebaliknya tingkah polah negatif dikarenakan motivasi yang buruk, dalam bahasa agama motivasi negatif disebut setan, iblis, atau dhemit. Motivasi pribadi masing-masing orang berbeda, tetapi motivasi bersama dimana mereka bekerja dinamakan visi kemudian tingkah-laku yang mendorong visi agar terwujud kita sebut misi...beitu kan?? Hhheee...hhheee....

Motivasi itu bisa berubah-ubah sesuai kondisi, situasi dan program-program pendidikan serta pengalaman yang masuk ke dalam alam pikiran. Jika yang masuk adalah program-program baik dan sehat maka motivasi juga menjadi sehat, akan menjadi dewa penolong atau malaikat pelindung sehingga kita akan diarahkan pada sikap-sikap positif untuk mewujudkan impian dari motivasi yang sedang kita miliki. Sebagai contoh motivasi yang baik rata-rata sulit untuk mencapainya perlu usaha keras dan sungguh-sungguh serta terencana, pilihan untuk menabung demi masa depan perlu usaha keras dan sulit tetapi pilihan untuk membelanjakan barang mahal meski kurang bermanfaat tetapi lebih didasarkan pada nilai gengsinya relatif lebih mudah diwujudkan. Kualitas hidup baik, sehat jasmani-rohani karena motivasi yang baik dan sehat, sebaliknya hidup yang buruk berasal dari motivasi yang buruk pula. Kesimpulannya motivasi tidak sehat sama saja dengan menabung kesulitan di masa datang, motivasi yang sehat sama dengan menabung dan merenda hidup yang lebih berkualitas dan baik di masa depannya.

Banyak pilihan-pilihan dalam hidup ini, kadang sering tidak disadari kita memilih yang mudah, yang menyesatkan bagi diri sendiri bahkan dengan argumen yang bisa dibilang masuk akal demi membenarkan tindakan yang kurang baik atau bahkan tidak terpuji tersebut. Jaman di mana kekuasaan menjadi sumber penghasilan bermilyar rupiah, jaman kekerasan lebih berbicara dari pada dialog, adalah jaman di mana hati nurani bisa dikaburkan oleh kepentingan semu demi agama, demi negara, demi stabilitas, demi kepentingan rakyat banyak. Yang sebenarnya semua itu hanyalah alat akan hausnya kekuasaan para penguasa untuk menutupi kerakusan agar pundi-pundi uang makin menggembung, siapapun penghalangnya harus disingkirkan, jika cara halus tidak mempan cara kasar tidak menjadi masalah kalau perlu si penghalang diamankan saja, yang sebenarnya tidak aman bagi yang diamanakan.

Dalam cerita Yahudi kuno ada sebuah tragedi soal pilihan ini. Ketika itu Pilatus seorang Gubernur Palestina menawarkan pilihan kepada orang-orang Yahudi siapakah yang harus dibebaskan dari kedua orang ini Yesus (Nabi Isa) atau Barabas. Tawaran Gubernur Pilatus bukan tanpa alasan agar ia bisa membebaskan orang yang bernama Yesus karena menurut hukum Romawi tak ada kesalahan apa pun yang ditemukan pada orang ini, maka Pilatus mengambil penjahat kelas kakap, Barabas namanya, dari penjara agar ada pembanding yang kontras. Secara halus Pilatus mengarahkan pilihan orang-orang Yahudi yang sedang marah agar memilih Yesus, tetapi yang terjadi diluar dugaan Gubernur Pilatus orang-orang Yahudi tersebut minta agar Barabas, penjahat kelas kakap, yang dibebaskan dan Yesus yang dihukum mati.

Dari cerita di atas tersebut kita bisa memetik pelajaran darinya, bahwa sering kita ini tidak berdaya melihat dan membuat pilihan yang sehat ketika mata-hati sedang tertutup kabut gelap dihadapkan pada kekuasaan, uang, komisi, gengsi dan prestasi. Kita akan lebih mudah memutuskan memilih yang jahat sesuai bisikan motivasi yang tak sehat (nabi palsu) karena memang nyata akan memiliki kemudahan, jalan pintas untuk meraih kesejahteraan dan kenikmatan hidup yang sebenarnya palsu. Suara hati yang jernih telah mampu dibungkam karena tidak menjanjikan apa-apa kecuali ketenangan hidup sejati bukan hingar-bingar penuh munafik dan kerakusan yang mematikan jiwa. Bagaikan matinya serangga-serangga yang menyangka lampu mercuri yang terang benderang itulah kebahagaiaan yang dicari tetapi begitu mendekat kematianlah yang menyengatnya. Coba apa artinya kita memiliki seluruh dunia kalau jiwa kita mati? Jiwa kesucian yang sanggup membawa kita kembali ke alam keabadian koit alias K.O. maka tak akan ada lagi kemampuan melewati titian rambut dibelah tujuh (ihdinas sirotol mustaqim). Sungguh mengherankan di negeri ini jika ada menteri sosial dan orang-orang yang bekerja di departemen sosial tetapi tidak memiliki rasa sosial, berani mengambil hak orang-orang miskin bagaimana akan mempertanggung jawabkannya? Cukupkah ditebus mantra-mantra, doa-doa, untuk memanipulasiNYA dengan mebangun rumah ibadah, dengan maaf-memaafkan tanpa pertobatan sejati? Jika ya...! Tidak mengherankan jika negeri masih akan dipimpin oleh para pemimpin yang culas, serakah, bermotivasi rendahan. Tampilnya pemimpin yang memiliki integritas dan negarawan sejati yang tidak mudah tunduk pada kejahatan macam Bung Hatta, Ki Hajar Dewantoro, Mandela atau macam Abraham Lincoln adalah mimpi belaka.

Mari bermotivasi sehat demi merubah negeri tercintan agar kesejahteraan dan kesetaraan segera terwujud, tetapi jikalau tidak bisa merubah negeri ini, paling tidak berusaha merubah lingkungan kecil kita dimana kita bekerja, kalau ini pun tak berhasil cukuplah di lingkungan keluarga kecil kita sendiri dan jika ini pun tidak berhasil jangan berkecil hati paling tidak kita sendiri telah berubah. Negeri menjadi hebat jika masing-masing individunya berpikir hebat pula. Negeri ini terlalu banyak orang muda tetapi berjiwa tua renta mudah tunduh pada kejahatan, sebaliknya tak perlu berkecil hati menjadi tua renta tetapi memiliki jiwa yang senantiasa muda dan kuat tidak mudah menyerah pada kejahatan dan tidak akan bisa diajak kong kalikong tutup mata rogoh kantong.


Wallahualam bissawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun