Mohon tunggu...
Pramudya Arie
Pramudya Arie Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Indonesia

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bagaimana Menetapkan 1 Syawal? Begini Beberapa Metodenya

28 April 2022   06:35 Diperbarui: 28 April 2022   06:43 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Beberapa hari kedepan kita akan meninggalkan bulan Ramadan dan insyaallah akan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 H. 

Sudah menjadi hal yang rutin setiap tahun bila pemerintah dan beberapa organisasi keagamaan di Indonesia pada akhir Ramadan selalu mengadakan musyawarah atau sidang isbat yang bertujuan untuk menentukan 1 Syawal. 

Nah, sebenarnya bagaimana sih cara atau metode yang digunakan dalam menentukan 1 Syawal itu? Berikut ini adalah penjelasannya.

  • Perhitungan atau Hisab

Hisab adalah perhitungan secara matematis dan penerapan ilmu astronomi untuk menentukan posisi bulan untuk menentukan awal bulan pada kalender hijriyah.

Metode ini diadopsi oleh organisasi keagamaan Muhammadiyah, yang selalu menentukan awal dan akhir bulan Islam berdasarkan perhitungan bulan atau hari. Penggunaan metode ini cenderung lebih mudah, karena ini berarti tidak perlu mengamati air laut dan bentuk bulan di langit.

  • Melihat Bulan Sabit atau Rukyat

Metode ini dilakukan oleh pemerintah dan organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) sebelum persidangan isbat.


Metode ini adalah aktivitas untuk mengamati visibilitas bulan baru, bulan sabit di langit pertama yang terlihat, setelah kehadiran ijtima pada saat ghurub atau matahari terbenam sebelum pergantian bulan.

Aktivitas ini umumnya dilakukan dengan mata telanjang, atau menggunakan perangkat optik untuk menentukan jatuhnya awal bulan baru dalam kalender hijriah.

Jika bulan baru telah terlihat, maka matahari terbenam memasuki bulan berikutnya, artinya umat Muslim dapat melakukan tarawih malam itu.

Namun, jika bulan tidak terlihat, maka caranya ialah mengisi jumlah bulan menjadi 30 hari, yang berarti bahwa puasa dimulai pada hari berikutnya.

       3. Hisab Imkan Rukyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun