Mohon tunggu...
wiwinpurwinarti
wiwinpurwinarti Mohon Tunggu... Dosen Pendidkan Seni Pertunjukan FKIP UNTIRTA

Terus mendalami Seni Budaya Banten untuk bisa mengakat Banten menjadi Provinsi yang berbudaya akan Seni Pertunjukannya

Selanjutnya

Tutup

Seni

Ringkang Jawari Menari Di Era Digital, Membangun Keterampilan Abad 21

25 April 2025   15:10 Diperbarui: 25 April 2025   15:10 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 : Proses Belajar Tari Ringkang Jawari

Desain pembelajaran dan pelatihan tari kreasi Banten, khususnya Tari Ringkang Jawari, sangat penting untuk memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan abad 21. Keterampilan ini meliputi kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi yang sangat dibutuhkan di era globalisasi saat ini. Pembelajaran seni tari tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pada proses kreatif dan pemaknaan budaya yang mendalam.

Landasan konseptual dari pembelajaran Tari Ringkang Jawari bertumpu pada pemahaman bahwa seni tari merupakan media ekspresi budaya dan identitas bangsa. Tari Ringkang Jawari, sebagai tari kreasi dari Banten mengangkat nilai-nilai emansipasi, kekuatan perempuan, serta harmoni sosial. Melalui pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan mampu meneladani nilai-nilai luhur yang terkandung dalam gerak dan makna tari tersebut.

Penerapan kurikulum singkat sangat diperlukan dengan nama  Mata Kuliah Tari Kreasi Banten agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Kurikulum dirancang dengan mengintegrasikan tujuan pembelajaran, materi pokok, metode, serta penilaian yang relevan dengan kebutuhan mahasiswa. Tujuan utamanya adalah agar mahasiswa mampu memahami, menganalisis, dan mempraktikkan Tari Ringkang Jawari, serta mengaitkan maknanya dengan pengembangan keterampilan abad 21.

Materi pokok yang diajarkan meliputi sejarah dan filosofi Tari Ringkang Jawari, teknik gerak dasar, penggunaan properti seperti almadad, serta pemahaman terhadap musik pengiring tradisional. Selain itu, mahasiswa juga diajak untuk mendalami tata rias dan busana yang menjadi bagian integral dari pertunjukan tari. Materi ini disusun secara sistematis agar mahasiswa memperoleh pemahaman yang utuh.

Metode pembelajaran yang digunakan bersifat aktif dan partisipatif. Diskusi interaktif menjadi langkah awal untuk membangun pemahaman konseptual mahasiswa. Selanjutnya, demonstrasi dan praktik gerak dilakukan agar mahasiswa dapat menguasai teknik tari secara langsung. Kolaborasi kelompok sangat ditekankan agar mahasiswa terbiasa bekerja sama dan saling mendukung dalam proses kreatif.

Media pembelajaran yang digunakan sangat beragam. Video dokumentasi Tari Ringkang Jawari menjadi referensi visual utama bagi mahasiswa. Selain itu, audio musik pengiring, properti tari, serta lembar kerja analisis makna turut digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar. Media digital seperti presentasi slide juga dimanfaatkan untuk menunjang proses pembelajaran.

Aplikasi pembelajaran di kelas dilakukan secara bertahap. Pada sesi pertama, mahasiswa diperkenalkan pada sejarah, filosofi, dan nilai-nilai Tari Ringkang Jawari melalui diskusi dan tayangan video. Sesi ini bertujuan membangun pemahaman awal dan menumbuhkan minat mahasiswa terhadap seni tari tradisional.

Sesi kedua berfokus pada demonstrasi gerak dasar dan teknik penggunaan properti. Mahasiswa diajak untuk mencoba secara langsung gerakan-gerakan dasar Tari Ringkang Jawari, baik secara individu maupun berkelompok. Latihan ini bertujuan melatih koordinasi, kelenturan tubuh, serta kepekaan terhadap irama musik.

Pada sesi ketiga, mahasiswa melakukan praktik kolaboratif dengan menggabungkan gerak tari dan iringan musik. Eksplorasi improvisasi gerak juga didorong agar mahasiswa dapat berkreasi dan menemukan gaya ekspresi masing-masing. Proses ini sangat penting untuk menumbuhkan kreativitas dan rasa percaya diri.

Sesi keempat merupakan tahap presentasi dan refleksi. Kelompok mahasiswa menampilkan hasil latihan mereka di depan kelas, kemudian mempresentasikan makna tari yang telah dipelajari. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi proses pembelajaran serta mengidentifikasi nilai-nilai keterampilan abad 21 yang telah diasah selama pelatihan.

Penilaian dalam pembelajaran ini bersifat holistik. Selain menilai kemampuan teknis dalam menarikan Tari Ringkang Jawari, dosen juga menilai kemampuan mahasiswa dalam menganalisis makna, berkolaborasi, dan berkomunikasi. Penilaian reflektif menjadi bagian penting untuk mengukur perkembangan sikap dan pemahaman mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun