Tahun 2019 lalu, seorang mantan mitra kerja di tempatku bekerja dikabarkan mendapat musibah kecelakaan lalu lintas di daerah Cileunyi, Bandung. Ia mengalami luka cukup parah. Beberapa bagian tulang kaki dan tangannya remuk dan patah.
Oleh karena luka dan patah tulang yang dialaminya cukup parah ia tidak bisa sembuh  dalam waktu cepat. Dalam waktu tiga bulan ia hanya bisa berbaring untuk mendapatkan perawatan dokter. Untung kesadarannya, akal sehatnya bisa pulih lebih cepat dari kesembuhan fisiknya.
Dalam keadaan seperti itu, beruntung ia tidak kehilangan keimanannya dan tidak kehilangan semangat hidupnya. Ia masih tetap bersyukur karena tidak sampai kehilangan nyawa. Semangat untuk sembuhnya juga cukup kuat.
Dalam keadaan yang tidak diharapkan oleh siapa pun seperti itu, ia terus melakukan perenungan-perenungan. Ia mencoba menelusuri kembali perjalanan hidup dan merenungi semua hal, terutama musibah yang sedang menimpanya.
Ia mencoba untuk tetap berbaik sangka kepada Tuhan. Ia mencoba mengambil hikmah dari semua hal, dari semua kejadian yang telah dilewati dan dialaminya dalam hidup.
Semua perenungan-perenungan itu kemudian ia tuangkan dalam sebuah karya tulis berupa sebuah buku. Hal itu bisa terwujud dengan bantuan beberapa orang penulis buku yang bersedia membantunya.
Buku itu diterbitkan oleh salah sebuah penerbit yang ada di kota Bandung. Buku itu terbit dan diedarkan sekira medio Mei 2020.Â
Jangan tanya apakah ia merasa senang atau tidak dengan terbitnya buku itu. Tentu saja, sebab ia bisa menulis sebuah buku walau pun dalam keadaan "tidak normal". Bahkan jika dalam keadaan normal sekalipun, belum tentu ia bisa melakukannya.
Dalam sebuah kesempatan ia kemudian menghubungiku. Ia menawarkan buku karyanya itu.
Sewaktu dirawat, saya tidak bisa banyak membantu mantan mitra kerjaku itu. Paling saya banyak membantunya dengan do'a. Sebagai bentuk apresiasi dan untuk menyenangkannya, sangat wajar jika saya langsung mengiyakan ketika ia menawarkan buku karyanya itu.
Lebih dari  itu, saya sampaikan kepada mantan mitra kerjaku itu bahwa saya akan turut membantu menawarkan buku itu kepada kolega-kolegaku. Mendengar hal itu betapa senangnya mantan mitra kerjaku itu. Â