Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pandemi Covid-19 Mengajarkan Kesederhanaan Dalam Pernikahan

19 Juli 2020   21:35 Diperbarui: 19 Juli 2020   22:05 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akad nikah saat pandemi (jogja.tribunnews.com)

Saat ini, siapa pun yang menikah tak akan bisa melangsungkan pesta pernikahan secara meriah dan besar-besaran. Baik mereka yang memiliki kemampuan finansial yang cukup atau kalangan biasa.

Hal itu disebabkan karena saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19. Setiap hari kasus terinfeksi atau positif virus  Corona (Covid-19) masih terus ada, terus bertambah. Oleh karena itu untuk mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) yang lebih luas lagi pemerintah tetap menerapkan aturan untuk tidak melakukan kerumunan dalam jumlah besar, termasuk dalam pesta pernikahan yang meriah.

Memaksakan untuk menggelar pesta pernikahan di tengah pandemi, justeru akan membahayakan diri, keluarga, dan orang lain. Ingat kasus akad nikah yang terjadi pada pertengahan Juni 2020 lalu di kota Semarang, Jawa Tengah, yang berujung duka. Padahal waktu itu pihak keluarga tidak menggelar pesta pernikahan hanya akad nikah biasa, tapi kurang mematuhi protokol kesehatan.

Setelah pesta pernikahan itu satu persatu keluarga sakit. Ibu pengantin dan adik pengantin perempuan dikabarkan meninggal dunia. Beberapa keluarga dan mereka yang hadir pun setelah di-tracing dan dilakukan pemeriksaan oleh pemerintah kota Semarang dinyatakan positif Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebut acara pernikahan tersebut menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Semarang.

Siapa pun tentu tidak mau momen bahagia berujung duka. Oleh karena itu mau tidak mau, suka tidak suka mereka yang berniat nikah di masa pandemi Covid-19 ini harus berpuasa atau menahan diri untuk tidak menggelar pesta pernikahan dulu untuk waktu yang tidak tentu.

Bagi sebagian orang, pesta pernikahan mungkin terasa "hambar" jika tidak dilangsungkan bersamaan dengan waktu akad nikah. Tapi tidak sedikit orang yang malah menunda pesta pernikahan beberapa waktu setelah melaksanakan akad nikah.


Hanya saja saat ini bagi mereka yang berniat melakukan akad nikah sekaligus menggelar pesta pernikahan atau melakukan akad nikah dulu baru kemudian menggelar pesta pernikahan, sama saja. Sama-sama tidak bisa menggelar pesta pernikahan.

Situasi seperti saat ini bagi sebagian orang yang cukup memiliki kemampuan finansial mungkin sedikit mengecewakan. Sebab bagi mereka tidak menggelar pesta pernikahan mungkin sebuah "aib". Mereka tentu tidak ingin ada orang yang berkata, "Masa sih orang kaya nikah hanya akad saja, tidak ada pestanya ?"

Akan tetapi bagi sebagian orang yang kurang siap secara finansial, situasi ini mungkin "menggembirakan". Dalam bahasa admin Kompasiana, saat ini kesempatan emas bagi mereka yang ingin "melarikan diri" dari keharusan menyelenggarakan pesta pernikahan mewah.

Memang tak bisa dipungkiri bahwa tidak semua orang siap secara finansial ketika mau melangsungkan pernikahan. Malah mungkin banyak orang yang harus mencari dana pinjaman terlebih dahulu ke sana ke mari untuk biaya pernikahan. Jarang-jarang ada orang yang secara khusus menabung untuk  persiapan biaya pernikahan.

Situasi pandemi Covid-19 saat ini telah mengirim pesan dan mengajarkan kepada kita, terutama kepada mereka yang mau melangsungkan nikah pada masa pandemi. Pesan itu tidak lain adalah sebuah "ajaran" kesederhanaan.

Bagi orang yang memiliki kemampuan finansial yang cukup, tak perlu merasa malu karena tidak mengadakan pesta pernikahan secara besar-besaran. Cukup dilangsungkan sekedarnya saja secara terbatas. Bukankah untuk saat ini, jika memang memiliki dana berlebih akan lebih baik dan sangat terpuji jika digunakan untuk membantu orang-orang yang terkena dampak langsung pandemi Covid-19 ?

Nilai kebaikan dan keberkahan yang didapatkan pun jauh akan lebih besar jika dana yang ada digunakan untuk membantu orang-orang yang terkena dampak langsung pandemi Covid-19 dibanding jika digunakan untuk pesta pernikahan. Sebab akan banyak orang-orang yang terbantu dan tersantuni.

Sementara bagi orang yang memang kurang memiliki kemampuan finansial untuk biaya pernikahan, pandemi Covid-19 mengajarkan mereka untuk tidak terlalu memaksakan diri mencari biaya untuk menggelar pesta pernikahan secara besar-besaran. Sebab hal  itu akan menjadi beban hidup di keesokan harinya.

Jangan karena ingin menggelar pesta pernikahan secara besar-besaran, sampai harus pinjam sana pinjam sini, jual ini jual itu. Akhirnya setelah pesta pernikahan selesai, kegembiraan pun selesai. Besoknya harus berpikir keras bagaimana cara untuk mengembalikan pinjaman.

Menggelar pesta pernikahan secara mewah atau besar-besaran memang bukan sesuatu yang haram, sah-sah saja. Apalagi momen pernikahan merupakan momen sekali seumur hidup.

Akan tetapi menggelar pesta pernikahan secara mewah atau besar-besaran juga bukan merupakan suatu keharusan. Oleh karena itu hal tersebut tak seharusnya menjadi beban.

Tidak menggelar pesta pernikahan saat ini mungkin sebuah AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) yang harus dilaksanakan oleh semua. Oleh karena itu semua harus terbiasa dengan hal tersebut.

Sebuah pernikahan tetap sah walau pun tanpa pesta pernikahan. Sebab pesta pernikahan hanyalah pelengkap saja. Bahkan tak jarang bagi sebagian orang hanya jadi ajang pamer bagi si keluarga mempelai.

Ketiadaan pesta pernikahan dalam masa pandemi Covid-19 ini menjadikan "gap" antara si kaya dan si miskin pun menjadi menyempit. Sebab sama saja, kaya atau miskin tidak terlihat dari dilangsungkannya pesta pernikahan. Hal itu tentu merupakan sesuatu yang positif.

Semua kita ambil sisi positifnya. Sebab tak ada yang sia-sia dalam setiap hal, dalam setiap apa pun. Tak ada sesuatu yang buruk mutlak, tak ada sesuatu yang baik mutlak. Begitu pun dalam pandemi Covid-19 ini.

Pandemi Covid-19 memang suatu hal yang buruk, tapi ternyata ada sisi baiknya. Salah  satu sisi baik  itu adalah ajaran tentang kesederhanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun