Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Filsuf Memang Begitu

5 Desember 2019   13:52 Diperbarui: 7 Desember 2019   11:49 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: hot.grid.id

No Rocky No Party ! Itulah ungkapan "protes" banyak pemirsa ILC (Indonesia Lawyers Club) terkait ketidakhadiran Rocky Gerung, yang kerap dikutip oleh Presiden ILC Karni Ilyas ketika memandu acara tersebut.

Rocky Gerung memang sudah menjadi icon acara ILC dan memiliki daya tarik tersendiri. Rocky Gerung telah memiliki segmen penggemar tersendiri (tentu sekaligus juga memiliki segmen haters tersendiri). Oleh karena itu ketidakhadiran Rocky Gerung dalam acara ILC kerap dipertanyakan para pemirsa ILC.

Rocky Gerung adalah sosok unik dan berbeda dari tokoh-tokoh publik yang ada saat ini. Ia adalah tokoh fenomenal dan kontroversial. Ia selalu bersikap dan bicara tanpa kompromi, blak-blakan, kritis, tajam, tegas, dan radikal. Ada kesan pernyataan-pernyataan yang disampaikan Rocky Gerung "asal beda", melawan arus, dan "out of box".

Seperti pada acara ILC selasa malam (3/12), Rocky Gerung kembali "bikin gaduh". Pernyataan-pernyataan yang disampaikan Rocky Gerung dalam acara ILC itu menuai kontroversi dan mengundang reaksi dari banyak pihak.

Pernyataan Rocky Gerung yang mengundang kontroversi dan reaksi dari banyak pihak itu terutama ketika Rocky Gerung menyatakan Presiden Jokowi tidak memahami Pancasila. 

Sontak reaksi bermunculan. Junimart Girsang, politikus PDIP yang juga menjadi salah satu narasumber dalam acara ILC waktu itu berniat melaporkan Rocky Gerung atas dugaan penghinaan kepada Presiden. Hendrawan Supratikno, politikus PDIP lain menilai Rocky Gerung sedang berimajinasi dan mencari sensasi (detik.com). 

Ahmad Baidowi, Wasekjen PPP (Partai Persatuan Pembangunan) meminta Rocky Gerung tak asal menuduh Presiden Jokowi tanpa bukti dan Rocky Gerung jangan merasa paling benar (detik.com).

Ace Hasan Syadzily, Ketua DPP Partai Golkar menyebut Rocky Gerung sebagai orang yang sok paling mengerti tentang filsafat Pancasila sehingga seakan-akan dirinyalah yang paling pintar (detik.com). 

Sementara Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Kepala Staf Presiden menilai pernyataan Rocky Gerung bahwa Presiden Joko Widodo tidak paham Pancasila dengan bukti menaikkan iuran BPJS Kesehatan, tidak benar.

Menurut Moeldoko, cara pandang Rocky Gerung dalam melihat Pancasila dan mencontohkan dengan kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi, tidak jelas. Moeldoko menyebut cara menilai Rocky Gerung itu kacamatanya buram (vivanews.com).

Selain mereka, banyak tokoh dan politisi lain yang bereaksi atas pernyataan Rocky Gerung yang menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo tidak paham Pancasila. Termasuk reaksi dari BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila).

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Romo Antonius Benny Susetyo menilai pernyataan Rocky Gerung itu hanya retorika untuk mencari perhatian. Oleh karena itu menurutnya, pernyataan Rocky Gerung tidak direspons berlebihan (detik.com).

Bukan kali ini saja reaksi keras datang terhadap Rocky Gerung. Bahkan ketika menjadi narasumber acara sekalipun, Rocky Gerung seringkali diserang secara keras oleh narasumber lain yang berbeda pendapat dengannya. Rocky Gerung tercatat sering terlibat perdebatan sengit dengan Ali Mochtar Ngabalin dan Boni Hargens misalnya. 

Rocky Gerung juga beberapa kali terlibat perdebatan sengit dengan Akbar Faisal, Irma Chaniago, Henry Yosodiningrat, atau Ruhut Sitompul. Bahkan tidak jarang mereka tak hanya menyerang pernyataan-pernyataan yang disampaikan Rocky Gerung , tapi juga terkadang menyerang pribadi Rocky Gerung sendiri.

Rocky Gerung adalah Rocky Gerung. Ia tetap bergeming dengan reaksi banyak pihak atas pernyataan-pernyataan yang disampaikannya.

Apa yang disampaikan Rocky Gerung tentu bukan pernyataan "keceplosan", tidak sengaja, atau iseng. Apa yang disampaikan Rocky Gerung merupakan pernyataan yang disampaikan secara sadar dan sengaja, bahkan terkonsep.

Mengapa Rocky Gerung memiliki sikap dan gaya bicara tanpa kompromi, blak-blakan, kritis, tajam, tegas, dan radikal? Rocky Gerung adalah seorang filosof. Rocky Gerung banyak mempelajari filsafat. Bahkan ia merupakan pengajar filsafat yang cukup mumpuni.

Sebagai orang yang banyak mempelajari filsafat, Rocky Gerung tentu terbiasa berfilsafat. Berfilsafat artinya berfikir secara kritis, tajam, dan radikal.

Mempelajari filsafat memang harus kritis, tajam, dan radikal untuk memperoleh kebenaran yang dicari, kebenaran yang nisbi. Karena dalam filsafat tidak ada kebenaran mutlak, semua kebenaran adalah nisbi.

Dengan demikian tidak mengherankan jika Rocky Gerung memiliki sikap dan gaya bicara tanpa kompromi, blak-blakan, kritis, tajam, tegas, dan radikal karena ia seorang filosof. Seorang filosof, style-nya memang seperti itu.

Masalahnya, pernyataan-pernyataan Rocky Gerung sebagai seorang filosof seringkali dihadapkan dengan para politisi. Para politisi biasanya berfikir pragmatis dan pro kemapanan, sedangkan seorang filosof selalu berfikir idealis dan anti kemapanan. Tentu saja terjadi kontradiksi.

Rocky Gerung seperti halnya para filosof pada umumnya, hanya "menjalankan tugasnya" sebagai seorang filosof. Filosof selalu berusaha mencari dan menyatakan kebenaran versi dirinya.

Perbedaan pendapat atau pemikiran bagi para filosof bukan hal yang tabu. Bahkan hal itu sesuatu yang natural. Saya tidak sedang "membela" Rocky Gerung, karena Rocky Gerung tak perlu dibela. Saya hanya sedang mencoba memahami Rocky Gerung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun