Dunia pendidikan di Indonesia kembali tercoreng dengan terjadinya kasus perundungan (bullying) pada siswi SMK di Sulawesi Utara yang mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh dari lima orang temannya. Bullying (perundungan) sebenarnya bukan kali ini saja terjadi di lembaga pendidikan formal.Â
kasus-kasus serupa juga pernah terjadi, tetapi perbedaannya, kejadian yang sebenarnya terjadi pada tanggal 26 Pebruari 2020 tersebut diunggah menjadi update status di medsos dan menjadi viral,  sementara kasus-kasus bullying lainnya seolah tenggelam dan menjadi beban moral  berupa trauma bagi si korban dan adanya rasa marah orang tua terhadap sistem pendidikan formal dan ujung-ujungnya timbul adanya ketidakpercayaan.
Disadari atau tidak, bentuk-bentuk perundungan dari taraf yang ringan seperti berupa candaan atau julukan terhadap beberapa siswa karena semata hanya melihat dari tampilan fisiknya saja dan karakter perilakunya sering saya temui ketika mengajar di kelas.Â
Ketika hal itu terjadi, memang seolah candaan tersebut dibiarkan secara terus menerus bahkan menjadi guyonan dan bisa membuat suasana hidup di kelas. Bahkan saya berpikir itu akan menjadi hiburan bagi saya selaku guru dan siswa, membuat kami bisa tertawa lepas.Â
Julukan yang berkaitan fisuk seperti "kempes", "gembul", "cebuk", petal", "tomat" dan masih banyak julukan lainnya, bahkan kadang nama asli siswa sampai terlupa karena yang justru ada di ingatan saya julukan tersebut.Â
Sedangkan bullying dalam level yang tinggi atau parah seperti banyak kasus yang menjadi viral videonya, tidak pernah terjadi selama ini di sekolah kami. Padahal di dalam buku tatib (tata tertib) Â siswa, etika sanksi untuk bullying tidak secara tegas dimunculkan.
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan solusi untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kasus bullying di sekolah. Salah satunya yang bisa dijadikan acuan yaitu etika dalam bercanda, baik dengan teman ataupun guru di sekolah,antara lain:
1. Kenali kepribadian teman atau guru ketika kita akan mengajak bercanda
2. Pilih bahan guyonan atau candaan yang tidak bersangkutan dengan fisik seseorang
3. Jadi mediator di kelas, etika jika teman yang dijadikan sasaran candaan sudah terlihat emosi
4. Lebih baik mencari bahan candaan dari video-video viral yang lucu