Pendidikan merupakan pondasi utama dalam membangun generasi masa depan yang cerdas dan berdaya saing tinggi. Sayangnya masih banyak tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah kenyataan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) diketahui belum mampu membaca dan menulis dengan baik. Kondisi ini menjadi alarm bagi seluruh pemangku kepentingan Pendidikan, karena kemampuan literasi dasar merupakan kunci utama untuk meraih keberhasilan akademik dan pengembangan diri.
Berdasarkan data Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng terdapat sekitar 400 siswa SMP dari 60 sekolah belum bisa membaca dan menulis. Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng I Made Sedana mengatakan, faktor penyebab siswa SMP belum bisa membaca dan menulis di beberapa sekolah Kabupaten Buleleng Bali diantaranya, adanya faktor pembelajaran daring saat Covid-19, faktor genetik atau siswa berkebutuhan khusus, motivasi atau semangat siswa rendah termasuk hubungan dan dukungan orang tua dari keluarga bermasalah.
Pandemi Covid-19 memaksa sistem Pendidikan beradaptasi dengan pembelajaran daring yang belum sepenuhnya siap secara infrastruktur dan sumber daya manusia. Banyak siswa dan guru menghadapi kendala seperti keterbatasan akses internet, kurangnya perangkat teknologi, serta ketidaksiapan dalam metode pembelajaran online. Kondisi ini menyebabkan materi Pelajaran tidak tersampaikan secara optimal, sehingga sebagian siswa mengalami kesulitan memahami pembelajaran dasar seperti membaca dan menulis, yang berkontribusi pada angka buta aksara yang meningkat di tingkat SMP.
Siswa berkebutuhan khusus membutuhkan pendekatan pembelajaran yang lebih personal dan inklusif. Kurangnya dukungan dan fasilitas yang memadai membuat mereka rentan tertinggal dalam penguasaan keterampilan dasar. Selain itu, rendahnya semangat belajar siswa, yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk motivasi internal dan lingkungan sekitar. Semangat belajar yang rendah seringkali terkait dengan kondisi keluarga yang bermasalah, seperti kurangnya dukungan orang tua atau situasi rumah yang tidak kondusif.
Keterlibatan orang tua dalam Pendidikan anak sangat menentukan keberhasilan proses belajar. Dengan memberikan waktu khusus bagi anak untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan di sekolah, orang tua membantu memperkuat pemahaman dan keterampilan anak secara konsisten. Selain itu, memanggil guru privat sebagai pendamping belajar juga menjadi langkah strategis yang dapat memberikan perhatian lebih intensif dan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Kombinasi antara dukungan waktu dari orang tua dan bimbingan profesional dari guru privat akan menciptakan ligkungan belajar yang kondusif, sehingga anak dapat lebih mudah menguasai kemampuan membaca dan menulis dengan baik dan percaya diri.
Kreativitas guru SD dalam menjelaskan materi di sekolah melalui Bahasa tubuh dan mengeja kata sesuai gerakan tubuh sangat penting untuk membantu siswa yang belum bisa membaca dan menulis. Dengan menggunakan gerakan yang menarik dan ekspresif, guru dapat membuat proses belajar menjadi lebih mudah dipahami dan menyenangkan bagi anak-anak. Cara ini memungkinkan siswa menangkap makna kata dan kalimat tanpa harus langsung membaca, sehingga mereka dapat belajar secara bertahap dengan cara yang alami dan interaktif. Pendekatan ini juga berperan besar dalam memastikan tidak ada siswa yang melanjutkan ke SMP tanpa kemampuan dasar membaca dan menulis, sehingga kualitas Pendidikan dasar dapat meningkat dan setiap anak memiliki bekal yang kuat untuk jenjang Pendidikan berikutnya.
Pemerataan Pendidikan dasar merupakan pondasi utama untuk mencegah buta aksara di jenjang SMP. Faktor penyebab buta aksara diantaranya adalah faktor genetik atau siswa berkebutuhan khusus, rendahnya motivasi dan semangat belajar siswa, serta kurangnya dukungan dan hubungan yang baik dengan orang tua. Oleh karena itu, Upaya pemerataan Pendidikan yang berkualitas dan inklusif harus melibatkan peningkatan akses, kualitas guru, serta peran aktif keluarga dalam mendukung proses belajar anak. Dengan demikian, Pendidikan dasar yang merata tidak hanya mengembangkan kemampuan akademis, tetapi juga membentuk karakter dan motivasi siswa, sehingga dapat memastikan setiap anak memiliki bekal yang cukup untuk melanjutkan Pendidikan menengah tanpa mengalami kesulitan membaca dan menulis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI