Pembayaran royalti biasanya dilakukan dua kali dalam setahun, pada bulan Februari dan Agustus. Jika dalam satu semester buku Anda terjual 1.000 eksemplar, maka pendapatan Anda periode itu adalah sebesar Rp 7.000.000.
Di sinilah letak elemen "uang bekerja untuk Anda" dalam bisnis investasi kepenulisan buku. Dalam konteks satu buku, Anda hanya perlu bekerja satu kali saja, yaitu saat mengetiknya sampai tamat.Â
Sesudah buku itu terbit, Anda tak perlu melakukan apa-apa lagi selain melihat uang mengalir tanpa henti dari hasil penjualannya, sampai entah kapan nanti.
Pada kasus yang paling umum, periode penjualan terkuat satu judul buku adalah dua semester, alias setahun. Apakah penghasilan berhenti total? Tidak, karena Anda akan terus membuat buku-buku berikutnya.Â
Bahkan bisa saja Anda menerbitkan tiga-empat judul buku sekaligus dalam saat bersamaan. Begitu masa terkuat penjualan satu buku selesai, Anda akan susulkan judul berikutnya, lalu berikutnya, dan begitu seterusnya tanpa henti.
Sedang dalam kasus yang lebih khusus, mungkin saja buku-buku Anda terus terjual sepanjang zaman hingga berganti tahun, dekade, dan abad, bahkan jauh sesudah Anda meninggal.Â
Tahu Chairil Anwar, NH Dini, atau Pramoedya Ananta Toer? Mereka termasuk jenis ini. Semua sudah lama meninggal, tapi karena masyarakat masih terus membeli buku-buku mereka, royalti mereka pun terus mengalir, dan deras, tanpa henti.
Seorang Pram hanya perlu "bekerja" satu kali, yaitu saat menggarap Bumi Manusia di Pulau Buru dulu. Sekarang uang yang bekerja untuknya kala novel itu terus terjual dan bahkan difilmkan oleh sutradara Hanung Bramantyo.Â
Siapa yang beruntung? Tak lain adalah anak keturunannya, yang menerima anugerah berupa harta warisan tanpa putus.
Warisan yang berupa mobil, rumah, tanah, atau perusahaan, suatu saat bisa hilang menyublim, tapi yang berupa royalti buku akan terus ada selama peradaban Homo sapiens di planet Bumi masih terus mengenal buku dan aktivitas membaca.
Dan ini baru dari satu lini profesi saja, yaitu sebagai penulis buku. Masih terdapat banyak sawah ladang lain dalam ranah profesi kepenulisan, yang semuanya menjanjikan gemerincing rupiah, atau dolar, dalam jumlah tak sedikit.Â