Monyet-monyet itu memandangi saya, seolah jika bisa berkata mereka akan bertanya,"Mau apa kamu ke sini? Apakah bawa makanan." Hahahaha, itu hanya khayalan saya saja saat menatap beberapa monyet yang juga sedang menatap saya. Aslinya saya agak ketakutan, takut monyet-monyet itu tiba-tiba loncat ke badan saya dan mengambil kamera yang saya gunakan untuk merekam dan menfoto daerah tempat monyet itu berada.
Itulah kesan pertama saya saat mengunjungi desa ini. Desa yang lolos masuk ke 300 besar desa wisata pada nominasi Anugerah Desa Wisata (ADWI) tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), yang ternyata  pada tahun 2021 masuk ke 100 besar. Bahkan pada tahun 2018, Desa ini menyabet Juara 1 Anugerah Pesona Indonesia kategori Tujuan Wisata Baru terpopuler. Desa ini bernama Kampung Terih. Dan pada 10 Desember 2017 predikat Desa Wisata untuk Kampung Terih resmi diluncurkan.
Lalu, sore itu saya menyempatkan diri bersama suami mengunjungi Desa Wisata Kampung Terih tersebut. Lokasi Desa Wisata Kampung Terih ini sendiri berada di Kelurahan Sambau Kecamatan Nongsa Batam Kepulauan Riau. Letaknya sebenarnya sangat strategis. Berada di lingkungan daerah wisata lainnya, seperti Nongsa Beach Resort, Motinggo Resort, Kebun Raya Batam dan hanya 11 menit menuju Nongsa Pura Ferry terminal. Â Salah satu terminal ferry yang menghubungkan Batam ke Singapura atau ke negara tetangga.
Desa Wisata Kampung Terih ini juga sangat mudah ditemukan terlebih jika kamu menggunakan google maps. Pokoknya ikuti saja apa yang google map katakan, maka kamu akan menemukan desa Kampung Terih yang memang memiliki pemandangan pantai yang indah.
Saat kami sampai di desa ini, kami disambut oleh gapura tinggi bernuansa kuning dan hijau, nuansa khas melayu dengan tulisan Kampung Tua Kampung Terih. Kampung tua merupakan kampung yang telah ada sebelum Pulau Batam yang dibangun mulai tahun 1973. Dan Kampung Terih ini merupakan salah satu dari 36 kampung tua yang berada di Batam.Â
Dari gapura ini sudah terlihat keindahan alam yang tersaji. Lalu kami perlahan menyusuri  jalan masuk desa. Jalanannya menurun cukup tajam. Di kanan kiri berjejer rumah penduduk yang tertata rapi dan bersih. Lalu terlihatlah hamparan mangrove di tepi pantai yang menjadi salah satu daya tarik dan alasan mengapa desa ini masuk ke dalam 300 besar ADWI 2022.
Saya jadi teringat saat meliput secara daring peresmian Desa Wisata Alamendah di Jawa Barat dalam Festival Kreatif Lokal 2022. Alamendah memang layak menjadi desa wisata sebab memiliki segala macam syarat yang harus dimiliki untuk menjadi desa wisata. Salah satunya adalah wisata alam seperti Danau di Pasir Putih, juga Ranca Upas untuk tempat camping saat weekend atau liburan. Bagaimana dengan Desa Wisata Kampung Terih?
Desa Wisata Kampung Terih Mempertahankan Mangrove
Kampung Terih ini berdiri di area seluas 12 Ha, yang dimiliki oleh satu keluarga yang terdiri dari 4 orang. Seperti yang tertulis di atas, Kampung Terih yang sejak tahun 2017 telah diluncurkan sebagai Desa Wisata hingga kini karena mendapat dukungan penuh dari dari Kemenparekraf.