Mohon tunggu...
Bahasa

Resensi Buku "Legenda Telaga Biru"(2018)

6 Januari 2019   01:53 Diperbarui: 6 Januari 2019   01:56 2842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber:http://www.bukukita.com/Anak-Anak/Cerita-Anak/157558-Dongeng-3D-Nusantara-:-Legenda-Telaga-Biru-(-Maluku-Utara-).html)

Telaga Biru

Judul               : Legenda Telaga Biru

Penulis            : Lilis Hu

Penerbit          : Penerbit Ilmu Bhuana Ilmu Populer, Jakarta

Tahun              : 2018

Tebal               : 50 lembar

Bahasa            : Indonesia dan Inggris

Sampul            : Latar biru,kuning,dan hijau 

                                                                                                           

Buku ini ditulis oleh seorang penulis kelahiran 12 November 1977 yang bernama Lilis Hu. Beliau merupakan lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Tarumanagara,yang memiliki hobi menulis sejak SMA. Pada masa sekolah menengah, Lilis adalah salah seorang siswa yang aktif mengisi artikel di majalah dinding dan majalah sekolah. Selain itu ia juga pernah mencoba mengirimkan tulisan ke beberapa majalah anak seperti Bobo, Ananda, Siswa, dan majalah lainnya yang beredar pada masa itu. Salah satu tulisan yang berjudul Tikus Pegulat pernah dimuat di majalah Siswa yang pada saat itu masih beredar dan diterbitkan di Jakarta.Setelah itu Lilis sempat vakum dari menulis karena Lilis bekerja dibeberapa perusahaan yang sesuai dengan jurusan semasa kuliahnya.  Dan awal mulai menulis lagi setelah berhenti bekerja dari sebuah perusahaan. Tulisan pertamanya berjudul Gabi Sakit Perut diambil dari pengalaman yang dilaluinya bersama putrinya, Gabriel Angelia Nirvelli. Kisahnya ini mendapat tanggapan positif dari Bhuana Ilmu Populer yang kemudian diterbitkan menjadi buku cerita bergambar pada tahun 2008 yang kemudian disusul dengan buku-buku berikutnya. Hingga sekarang terhitung sudah cukup banyak buku Lilis yang telah terbit. Buku Legenda Telaga biru ini juga merupakan salah satu hasil karya nya yang diterbitkan oleh Bhuana Ilmu Populer yang terdiri dari dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Buku ini ditujuhkan kepada anak-anak dengan tampilan yang menarik dengan gambar yang berwarna. Buku ini sangat bermanfaat untuk anak-anak supaya bisa mengenal suatu legenda yang ada di masyarakat contohnya Telaga Biru. Dari buku ini juga bisa melatih anak-anak untuk meningkatkan minat baca serta meningkatkan pengetahuan bahasa dari buku yang mudah dimengerti ini.

Didalam buku ini penulis menceritakan tentang bagaimana Telaga Biru bisa terbentuk dengan mitos dan fakta yang ada di Halmahera Utara. Dengan bantuan cerita Telaga biru yang ada penulis bisa menulis kembali cerita tentang Telaga Biru dengan bahasa penulis tetapi tidak menghilangkan cerita asli dari awal terbentuknya Telaga Biru serta dibuku ini terdapat ilustrasi yang disajikan juga mendukung untuk menarik perhatian anak-anak. Penulis disini menceritakan Legenda Telaga Biru dengan bahasa yang mudah dimengerti. Dari awalnya Lilis menceritakan kedua tokoh yang berperan yaitu ada Majojaru dan Magohiduuru disini dijelaskan bagaimana cerita perjalanan hidup mereka di dusun Lisawa yang amat sepi yang tujuan nya untuk mengenalkan tokoh utama yang ada dalam Legenda Telaga Biru ke pembaca terkhususnya kepada anak-anak yang membacanya. Setelah itu penulis memunculkan konflik yang ada diantara tokoh yaitu ketika Magohiduuru memutuskan untuk merantau keseberang pulau untuk mengadu nasib agar bisa memperbaiki perekonomian dan menikah tapi apa yang terjadi Magohiduuru tidak kembali ternyata Magohiduuru meninggal akibat kecelakaan saat kerja begitu sedih dan terpukul lah Majojaru mendengar berita tersebut,Majojaru tak percaya dengan apa yang didengarnya. Nasib buruk telah menimpa kekasihnya,kini musnalah semua janji setia yang telah mereka buat bersama yaitu janji untuk sehidup semati. Dengan hati yang sedih dan gundah Majojaru berjalan tak tentu arah,tangis yang ditahan pun tumpah sebelum dia tiba dirumah. Setelah itu Majojaru mencari tempat berteduh untuk menenangkan hatinya karena tak tahu harus kemana untuk mengeluh disinilah Majojaru menanggis sejadi-jadinya. Tiga hari tiga malam dia bersedih ,air matanya terus mengalir dan hatinya terasa amat perih menghadapi apa yang telah menjadi takdir.

Air mata yang mengalir tak juga berhenti membuat bebatuan sekitar menjadi tenggelam. Semakin lama,air semakin tinggi hingga Majojaru pun ikut tenggelam. Genangan air membentuk telaga,telaga itu tampak berwarna biru. Airnya jernih, sebening air mata membuat terkejut pencari kayu. Keberadaan telaga segera dilaporkan kepada ketua adat dan penduduk desa. Mereka pun pergi ke tempat tujuan untuk melihat kejadian yang tak biasa. Takut kalau ini suatu pertanda buruk, ketua adat segaera memukul kentongan. Dia mengumpulkan semua penduduk, upacara adat pun segera dijalankan. Upacara adat memberi sebuah pencerahan. Telaga muncul disebabkan oleh air mata,air mata yang dikeluarkan gadis kesepian karena kekasihnya telah tiada. Seluruh warga bertanya-tanya siapa gerangan gadis yang begitu malang ? tidak ada seorang pun yang angkat bicara. Para warga hanya saling memandang. Seseorang laki-laki separuh baya berdiri,dia adalah Ayah Magohiduuru laki-laki tersebut memperkenalkan diri lalu dia menceritakan kejadian setahun yang lalu. Ketika Magohiduuru pamit pergi merantau. Namun,dia tak kunjung pulang. Ayah Majojaru lalu melanjutkan cerita itu anak gadisnya sudah tiga hari menghilang. Kedua ayah bercerita dengan sedih tentang semua yang mereka ketahui. Magohiduuru dan Majojaru sepasang kekasih yang telah berjanji sehidup semati. Ketua adat menduga sesuatu terjadi pada sepasang muda-mudi itu dari keterangan awak kapal didapati kisah nasib malang Magohiduuru. Mendapat kabar nasib Magohiduuru ketua adat dan warga desa setuju asal usul telaga yang airnya biru berasal dari air mata Majojaru. Demi mengenang peristiwa menyedihkan penduduk menamainya Telaga Biru. Inilah kisah kekasih yang tak terpisahkan ,serta yang membuat haru.

Pada buku Legenda Telaga Biru  banyak sekali keunggulan yang ada. Diantaranya ialah penulis berhasil mengemas cerita rakyat Legenda Telaga Biru dengan baik. Dengan bahasa penulis yang saya pikir bisa dimengerti untuk anak - anak kelas 4 sampai 6 tanpa menghilangkan cerita Legenda Telaga Biru yang sebenarnya ada. Disini saya juga mengapresiasi penulis yang mau menggembangkan cerita rakyat agar anak -anak tetap mau mepelajari suatu legenda yang ada. Dengan menggunakan tulisan senderhana disertai ilustrasi gambar serta warna yang menarik pasti anak -anak akan tertarik membacanya. Pesan yang ingin disampaikan penulis pun bisa tersampaikan ke pembacanya. Ini merupakan sebuah variasi yang bagus dari penulis. Dari buku ini bisa memberikan maanfaat yang banyak untuk anak- anak buku ini bisa menjadi salah satu referensi untuk meningkatkan minat baca dan menambah wawasan.

Akan tetapi buku ini juga bukan buku yang sempurna. Buku ini selain memiliki kelebihan buku ini  juga memiliki kekurangan sedikit. Kekurangaan dari buku Legenda Telaga Biru karangan Lilis Hu terdapat pada kesalahan penulisan yang kurang teliti dalam menggunakan kata-kata. Contoh kesalahan penulisan terdapat pada kalimat "Anaknya gadisnya sudah tiga hari menghilang."dikalimat ini saya merasa janggal dengan kalimat anaknya gadisnya karena disitu kalimatnya terlihat ambigu seharusnya penulis tidak menambahkan kata nya pada kata anak. Dan kekurangan yang kedua menurut saya adalah sebaiknya penulis menggunakan paragraf pada umunya dengan menaruh tanda baca agar anak-anak terbiasa.

Buku Legenda Telaga Biru ini pada umumnya sudah baik. Buku ini memang sudah cocok dibaca oleh anak SD kelas empat sampai enam karena isi dari buku ini bisa membantu mereka dalam mengetahui asal usul Telaga Biru dengan bahasa yang sederhana yang bisa dimengerti anak-anak cuman sedikit saran yang harus diperhatikan dalam kepenulisan agar tidak ada kesalahan lagi. Pesan moril dalam cerita ini juga sudah tersampaikan yaitu janganlah membuat janji,janji adalah hal yang harus ditepati. Tetapi lebih bagus lagi jika buku ini bisa mengundang daya tarik semua usia agar bisa membaca buku legenda ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun