Mohon tunggu...
Wiwid Prasetiyo
Wiwid Prasetiyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta yang berjuang dengan menjadikan buku buku sebagai pintu rizki

Penulis lebih dari 30 buku dengan bernagai genre mulai dari novel hingga religius islami

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menulis Itu Gampang yang Sulit Menyelesaikannya

7 Februari 2023   20:10 Diperbarui: 7 Februari 2023   20:58 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Judul di atas adalah pernyataan KH Mustofa Bisri atau yang lazim kita namai Gus Mus, seorang kyai sekaligus budayawan yang saya akrabi sajak-sajaknya, seperti Aku Malu Jadi Orang Indonesia dan cerpen-cerpennya yang kerap terbit di koran-koran nasional dan menceritakan kehidupan pesantren.

Benar kata Beliau, menulis itu mudah, bahkan siapapun bisa menulis, anak-anak SD pun juga pandai mengarang indah walaupun sayangnya sekarang sudah tidak ada pelajaran mengarang itu. Tetaoi menyelesaikan terkait erat dengan kedisiplinan dan ketahanan seorang penulis. Dan, menurut saya, hanya para profesional-lah yang sanggup menyelesaikannya.

Untuk menyelesaikan sebuah karya memang tidak hanya butuh disiplin menulis dan ketahanan saja, tetapi juga harus fokus pada kerangka karangan. Walaupun kerangka itu tak harus ditulis. Tetapi penulis yang kurang fokus biasanya akan terjebak untuk berkelana kemana-mana. Kalau menurutku itu sih penyakit klise seorang penulis sih, dianya ingin menceritakan banyak hal, walaupun itu tidak perlu

Karena itu Tukul Arwana mengatakan, "Kembali ke Laptop!" maksudnya kembali fokus dan disiplin dengan apa-apa saja yang ingin kita bahas. Ibarat bepergian, kita harus punya tempat tujuan, perjalanan kita harus menuju tempat tujuan itu. Artinya tidak harus terlalu kemana-mana yang menyebabkan kita jadi kesulitan sendiri.

 Awal-awal saya menulis novel mungkin seperti itu, novel saya jadi sangat panjang dan bertele-tele, segala sesuatu saya ceritakan, tokoh demi tokoh saya ulas, tempat yang sekiranya punya kenangan khusus, tak luput dari perhatian saya, akibatnya naskah novel saya molor jadi 900 halaman, oleh penerbit, mungkin karena efisiensi juga dipangkas jadi separuhnya sendiri, sekitar 450. Sebagai penulis saya mau menangis, karena ada bagian-bagian penting yang hilang, tetapi mau apa lagi, saya menghadapi industri penerbitan yang tak hanya pragmatis tetapi juga harus efisien. Namun disitu saya bisa belajar bagian-bagian mana yang seharusnya tidak perlu ngoyoworo dalam bahasa jawa, terlalu bertele-tele, sebab yang dibutuhkan oleh pembaca adalah konfliknya, kapan harus tegang, kapan harus mengendur, walaupun tidak mengurangi esensi, sedikit menggambarkan tokoh, kejadian dan jangan lupa alurnya harus nyambung.

Naskah saya yang mengendap di file laptop sendiri, lebih banyak yang tidak selesai daripada yang selesai, bahkan ada naskah sejarah, menceritakan tentang Ronggolawe sudah sampai 1200 halaman tetapi belum selesai. Niat hati ingin menyaingi kepopulerannya Langit Kresna Hariadi dengan Gajahmadanya, namun karena saya kerjakan kurang fokus dan mengalir begitu saja, tidak ada kerangka, jadinya malah sampai 1200 halaman tidak selesai-selesai. Ia ibarat lari berputar mengelilingi lapangan tanpa tahu dimana garis finishnya.

 Ingin rasanya saya perbaiki naskah itu, tetapi memperbaiki naskah lebih sulit dari menulis dari awal, karena harus membaca satu persatu, menyambungkan jalan ceritanya, memahami karakter tokoh-tokohnya supaya sinkron dengan jalan ceritanya. Mungkin nanti kalau saya sudah lega dan tidak berpikir untuk memburu cuan lagi, saya akan konsentrasi meneyelesaikan naskah itu, entah mau diterbitkan di penerbit mana, hanya Tuhan yang tahu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun