Suatu hari saat saya masih kuliah, saya sempat kos di dekat Panti Jompo. Setiap hari saya melihat nenek-nenek dan kakek-kakek lewat, oleh pengelola yayasan di bawa ke pantai dekat Panti Jompo tersebut. Mereka berjalan beriringan, bahkan ada yang bergandengan tangan, sambil menyanyi lagu tradisional Bali. Yang paling sering dinyanyikan adalah lagu  yang berjudul "Bungan Sandat".
Lagu tersebut memiliki makna, bahwa kembang Sandat atau dalam bahasa Indonesia disebut Kenanga, adalah bunga yang selalu harum walaupun sudah layu, dalam lagu tersebut kenanga dibandingkan dengan kembang bintang dalam bahasa Indonesia Kitolod, yang hanya tumbuh liar, menarik, walaupun begitu setelah dipetik ia dibuang sia-sia.
Setiap hari lewat menyanyikan lagu tersebut saya jadi berpikir, apakah itu sebuah isyarat agar kita menjadi seperti bunga sandat yang selalu berguna bermanfaat dari kecil sampai tua. Harus selalu berbuat baik, terutama kepada orang tua yang merawat kita sejak kecil.
Terus terang saja saat itu saya merasa aneh ketika banyak orang tua yang dititipkan disana, karena di keluarga besar saya tidak ada yang menitipkan orang tuanya di panti jompo, anak-anak akan selalu mengasuh orang tuanya dalam keadaan apapun.Â
Bagi orang tua yang memang tidak memiliki sanak saudara ataupun anak saya kira hal yang wajar, jika dititipkan di panti jompo (sosial).
Ketika saya melihat orang tua yang lewat menyanyikan lagu Bungan Sandat saya merasa tersentuh, apakah selama ini anak mereka tidak mau berperilaku seperti "bungan sandat" ataukah malah mereka yang tidak seperti "bungan sandat" tersebut hingga akhirnya dititipkan di panti jompo.
Kata orang-orang sekitar panti jompo, banyak diantara orang tua yang dititip disana adalah orang tua berada, anaknya akan sekali-kali datang membawa makanan, pakaian, uang, bahkan tidak hanya untuk orang tua mereka juga untuk penghuni lainnya.
Saya juga sempat berpikir mungkin disaat anak-anak lansia tersebut kecil, mungkin saja mereka kurang kasih sayang, lalu hanya dipuaskan dengan materi, dan mengganggap materi lebih penting dari segalanya. Mendidik anak-anaknya dengan keras agar sama juga menjadi kaya seperti orang tuanya.Â
Kadang orang tua tidak menyadari mungkin saat itu mereka menekan anak-anaknya, menyakiti perasaan mereka. Bahkan mungkin orang tua mereka tidak pernah berjumpa dengan anaknya karena terlalu sibuk mengejar materi.Â
Bahkan ada juga orang tua yang membanding-bandingkan anaknya dengan anaknya yang lain, juga dengan anak orang lain, menuntut anaknya agar dewasa lebih awal.Â
Menuntut agar anaknya berprestasi, dan masih banyak tekanan-tekanan lain. Seperti anak tidak senang melihat orang tuanya saling menyakiti, berselingkuh dan lainnya yang tanpa disadari mungkin membuat orang tua menjadi "durhaka" kepada anaknya.