Mohon tunggu...
Raden Muhammad Wisnu Permana
Raden Muhammad Wisnu Permana Mohon Tunggu... Lainnya - Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Betapa Irinya Saya dengan Orang yang Gampang Dapat Kerja

6 Juni 2021   10:00 Diperbarui: 6 Juni 2021   10:14 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Muda Sedang Bekerja (Foto : Shutterstock)

Ketika nongkrong dengan teman-teman sebaya, baik teman SMA atau teman kuliah, salah satu topik pembicaraan yang selalu jadi bahan pembicaraan adalah topik tentang pekerjaan. Ini penting untuk dibahas menurut saya untuk saling berbagi ilmu dan tips tentang dunia kerja seperti bagaimana cara wawancara yang baik dan benar, bagaimana cara membuat CV, dan bagaimana cara meminta gaji yang tepat. Namun dibalik itu semua, saya selalu iri dengan orang yang sudah bekerja di lebih dari lima perusahaan yang berbeda selama lima tahun ini, sejak saya lulus kuliah.

Mengapa saya iri? 

Orang yang saya sebutkan di atas bukan pindah pekerjaan karena kehilangan pekerjaan saat pandemi Covid-19 maupun tidak diperpanjang kontrak kerjanya seperti yang saya alami sebelum pandemi Covid-19, namun ia pindah pekerjaan karena menganggap gaji yang diterimanya kurang besar dan ketika meminta kenaikan gaji, tidak diterima oleh atasannya sehingga dia mencoba bekerja di perusahaan lain yang bisa menggajinya lebih besar. 

Alasan lainnya, dia merasa lingkungan kerjanya terlalu toxic ataupun merasa karirnya tidak akan berkembang jika bekerja di perusahaan tersebut sehingga memutuskan untuk resign dan bekerja di tempat lain.

Bahkan, hanya selang beberapa hari setelah wawancara, ia langsung diterima bekerja di perusahaan lain dan mulai bekerja di sana seminggu kemudian, terlihat dari profil Linkedln dan juga unggahan akun media sosial lainnya. Sedangkan saya, lebih dari dua puluh seleksi kerja yang saya alami saat pandemi ini, belum ada satupun yang lolos, hanya sampai pada tahap wawancara dan psikotes saja.

Saya pun menyimpulkan, orang-orang yang cepat mendapatkan pekerjaan segera setelah wawancara kerja, dan tidak lama mengganggur adalah orang yang memiliki skill yang tinggi. Baik kemampuan secara teknis di kantor sesuai keahliannya masing-masing, kemampuan public speaking, maupun kemampuan manajerial dan leadership yang baik. Ini bukan perkara rezeki sudah diatur atau tidak.

Beberapa teman yang saya sebutkan di atas ada yang lulusan teknik industri dan jurusan seni rupa saat kuliah,  tapi sukses bekerja sebagai wartawan di salah satu televisi swasta. Sedangkan saya yang jelas-jelas lulusan jurnalistik, sudah puluhan kali gagal seleksi kerja sebagai wartawan di puluhan media nasional maupun media lokal seperti surat kabar, televisi swasta, radio, media online hingga beberapa production house.

Bahkan beberapa tahun setelah menjadi wartawan, mereka memutuskan untuk resign karena saat ini banyak media yang tidak independen dan mereka bersikeras untuk mempertahankan idealismenya. Hanya selang beberapa hari, mereka langsung diterima bekerja di perusahaan lainnya dengan bidang yang benar-benar berbeda dengan bidang kewartawanan. 

Di tongkrongan lainnya, saya melihat teman saya yang lulusan pertanian, sukses sebagai manajer penjualan salah satu brand sepeda motor terbesar Indonesia melalui jalur management trainee, sedangkan saya gagal total dalam wawancara dan psikotesnya.

Dari puluhan kegagalan ini, saya menyimpulkan bahwa ini bukan perkara rezeki, tapi persoalan skill. Saya menyimpulkan, orang-orang yang saya sebutkan di atas memiliki skill yang sangat tinggi, jauh dari saya. Mulai dari kemampuan menulis yang jauh di atas saya, kemampuan matematika yang jauh di atas saya, kemampuan manajerial yang jauh di atas saya, hingga kemampuan untuk memimpin bawahan yang jauh di atas saya. Bahkan, penampilan dan juga kemampuan public speaking yang jauh di atas saya, makanya saya gagal terus dalam seleksi pekerjaan dalam berbagai bidang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun