Mohon tunggu...
Winta Trisnani
Winta Trisnani Mohon Tunggu... PNS (Guru)

Hobi : Menari dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengungkap Pengaruh Bias Kognitif dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi : Perspektif Ekonomi Keperilakuan

21 Maret 2025   08:28 Diperbarui: 21 Maret 2025   06:58 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Winta Trisnani

Ekonomi tradisional seringkali mengasumsikan bahwa individu bertindak dengan rasionalitas maksimal saat membuat keputusan ekonomi. Namun, pendekatan ini telah digugat oleh cabang ilmu ekonomi yang lebih baru, yakni ekonomi keperilakuan. Dalam ekonomi keperilakuan, dikemukakan bahwa keputusan yang diambil oleh individu tidak selalu berdasarkan pertimbangan rasional yang sempurna, melainkan sering dipengaruhi oleh bias kognitif---kesalahan sistematik dalam cara individu berpikir, menilai, dan memutuskan.

Bias kognitif berperan besar dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, yang sering kali menyebabkan individu membuat keputusan yang tidak optimal, meskipun informasi yang tersedia cukup jelas. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap beberapa bias kognitif yang sering ditemui dalam pengambilan keputusan ekonomi dan bagaimana ekonomi keperilakuan menjelaskan fenomena tersebut.

 

Apa Itu Bias Kognitif?

Bias kognitif adalah kecenderungan sistematik dalam cara seseorang berpikir dan membuat keputusan, yang dapat mengarah pada kesalahan penilaian. Bias ini muncul dari cara otak kita memproses informasi yang tidak selalu rasional. Bias kognitif berbeda dengan kesalahan biasa, karena bias muncul dari pola berpikir yang stabil dan konsisten dalam situasi tertentu.

Beberapa bias kognitif yang sering dijumpai dalam ekonomi keperilakuan meliputi:

  1. Bias Konfirmasi: Individu cenderung mencari, menafsirkan, dan mengingat informasi yang mendukung pandangan atau keyakinan yang sudah ada, mengabaikan informasi yang bertentangan. Dalam ekonomi, ini dapat mempengaruhi keputusan investasi atau keputusan pembelian, di mana konsumen lebih percaya pada informasi yang menguntungkan bagi keputusan yang telah dibuat sebelumnya.
  2. Efek Framing: Cara informasi disajikan dapat mempengaruhi keputusan yang diambil, meskipun informasi tersebut sama. Sebagai contoh, konsumen yang dihadapkan pada pilihan produk dengan diskon 50% mungkin akan lebih memilihnya, meskipun jika harga asli produk tersebut lebih tinggi daripada produk lain yang tidak didiskon.
  3. Overconfidence Bias: Banyak individu yang cenderung melebih-lebihkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan ekonomi. Bias ini sering terlihat pada investor yang merasa sangat yakin bahwa mereka bisa memprediksi pergerakan pasar saham, meskipun sering kali prediksi tersebut meleset.
  4. Loss Aversion: Berdasarkan teori prospek dari Daniel Kahneman dan Amos Tversky, individu lebih sensitif terhadap kerugian dibandingkan keuntungan dengan jumlah yang sama. Bias ini menyebabkan orang lebih memilih untuk menghindari kerugian daripada mengejar keuntungan, yang bisa memengaruhi keputusan dalam investasi, pembelian, atau bahkan pengeluaran sehari-hari.

 

Pengaruh Bias Kognitif dalam Keputusan Ekonomi

Pengaruh bias kognitif dalam pengambilan keputusan ekonomi sangat besar, baik dalam skala mikro (individu atau keluarga) maupun makro (pemerintah atau pasar). Di tingkat individu, bias kognitif dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti:

  • Keputusan Konsumen: Konsumen sering kali membeli barang atau jasa yang tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan mereka, atau bahkan menghabiskan lebih banyak uang daripada yang diperlukan, karena terpengaruh oleh bias konfirmasi atau efek framing. Misalnya, seorang konsumen mungkin akan membeli produk yang tampak lebih murah (dalam penawaran diskon) tanpa mempertimbangkan nilai sebenarnya dari produk tersebut.
  • Investasi dan Perilaku Pasar: Bias kognitif seperti overconfidence atau herding (keinginan untuk mengikuti keputusan orang lain) dapat menyebabkan investor membuat keputusan yang buruk. Mereka bisa membeli saham karena tren pasar tanpa memahami risiko yang ada, atau mengabaikan peringatan karena terlalu yakin pada kemampuan mereka untuk memprediksi pasar.
  • Keputusan Pengeluaran dan Tabungan: Bias kognitif juga memengaruhi bagaimana individu mengelola pengeluaran dan tabungan mereka. Misalnya, seseorang yang terpengaruh oleh bias temporal discounting cenderung memilih untuk menikmati keuntungan sekarang daripada menunda untuk keuntungan di masa depan, meskipun itu bisa merugikan stabilitas finansial jangka panjang mereka.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun