Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini memengaruhi tingginya angka kematian bayi, balita, dan ibu hamil. Setiap tahun lebih dari 500 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan lebih 1 juta orang meninggal dunia. (Kesehatan, 2014).
Hasil wawancara menyatakan sebanyak 63,6% responden menyatakan direndam dengan deterjen, dikucek dan dibilas,sementara hanya 18,2% yang melakukan pencucian dengan benar yaitu tanpa direndam, tanpa deterjen dan hanya dibilas.
Rendahnya perilaku cara pencucian pada responden di desa Mariyai menunjukkan proses sikap masih dalam tahap menerima, merespon dan menghargai, tetapi belum pada tahap bertanggung jawab dan berperilaku sehingga kondisi sikap saat ini belum berimplikasi kepada perilaku. Sehingga rendahnya perilaku yang tepat dalam pencucian kelambu di atas ternyata juga ditemui pada penelitian yang dilakukan oleh Retdianto pada tahun 2014.
Pada penelitian tersebut diketahui bahwa perilakuresponden tentang kelambu berinsektisida tidak mempengaruhi kejadian malaria. Ini dikarenakan responden memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang rendah. Berdasarkan distribusi jawaban responden, bahwa perilaku responden tentang pencucian kelambu menunjukkan masih banyak responden yang mencuci kelambu 1 bulan sekali (70,6%). Hal ini dapat mengakibatkan insektisida yang terdapat dalam kelambu berkurang dan menyebabkan penurunan efektifitas dalam membunuh nyamuk (Retdianto, 2014).
Untuk itu para ibu yang mempunyai balita dihimbau untuk memasang kelambu berinsektisida dengan cara yang tepat yaitu tidak ada celah untuk nyamuk dapat masuk ke dalam kelambu dan  mencuci kelambu minimal setiap enam bulan. Para ibu juga perlu melakukan pencegahan lain
malaria yang efektif pada balitanya seperti menggunakan losion anti nyamuk, pakai baju dan celana panjang bila keluar.
Kesimpulannya bahwa kejadian malaria tertinggi pada balita yang dimana responden yang tidak melakukan pencelupan ulang kelambu berinsektisida yang sesuai teori bahwa balita lebih rentan terkena penyakit malaria. Kelambu yang dibagikan adalah kelambu berinsektisida. Oleh karena itu, tidak ada program pencelupan ulang.
Mari kita sama-sama melindungi balita kita dengan cara mencegah malaria dengan mencuci kelambu minimal setiap enam bulan dan untuk memasang kelambu berinsektisida dengan cara yang tepat yaitu tidak ada celah untuk nyamuk dapat masuk ke dalam kelambu. Yang perlu diperhatikan adalah malaria ini bisa dicegah dan bisa sembuh bila kita selalu menerapkan cara penggunaan kelambu LILINS dengan baik dan selalu menjaga kesehatan balita.