Mohon tunggu...
winda amelia putri
winda amelia putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa_S1 Akuntansi_2B

Dosen pengampu : Mulyaning Wulan,SE.,M.AK || Falkutas Ekonomi Bisnis || Universitas Muhammadiyyah Prof.DR.Hamka

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Akuntansi untuk Aset Tak Berwujud: Pengakuan, Pengukuran, dan Pelaporan

28 April 2024   02:04 Diperbarui: 28 April 2024   04:52 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

A. Pengertian asset tetap tidak terwujud

     Asset tidak berwujud adalah asset Perusahaan yang umumnya telah dari satu tahun dan tidak memiliki bentuk fisik. Asset tidak berwujud berupa hak -- hak  Perusahaan yang dapat di gunakan lebih dari satu tahun.

Menurut PSAK 19 (2009, 19 , 4 ), asset tak berwujud adalaj asset nonmoneter yang dapat di indetifikasi tanpa wujud fisik.

 Menurut Jerry J. Weygant, Donald E. Keiso dan Paul D. Kimmel (2013-586), aser tidak berwujud dapat berupa sebagai berikut ;

  • Hak yang di berikan pemerintah, seperti hak paten, Hak cipta dan merek dagang.
  • Pengambilalihan usaha lain, Dimana harga pembelian mencakup pembayaran untuk
  • Atribut - atribut  menguntungkan atau  kelebihan Perusahaan yang di ambil alih (dinamakan goodwill)
  • Perjanjian monopoli secara khusus, yang b iasanya timbul karena perjanjian kontrak antara dua pihak seperti waralaba atau frainchise.

     Dalam akuntansi, asset tak berwujud (intangible assets) adalah aset yang tidak memiliki nilai material dan tidak dapat dilihat atau disentuh. Contoh asset tak berwujud adalah hak cipta, merek dagang, teknologi informasi, dan goodwill. Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan asset tak berwujud memerlukan pendekatan yang spesifik dan berbeda dengan aset berwujud (tangible assets).

B. Pengakuan Asset Tak Berwujud

   Pengakuan asset tak berwujud dilakukan ketika terjadi transaksi yang memungkinkan perusahaan memiliki hak atas aset tersebut. Contohnya, perusahaan mengakuisisi hak cipta atas suatu produk dengan biaya tertentu. Dalam kasus ini, perusahaan harus mengakui biaya tersebut sebagai beban dalam laporan keuangan dan juga sebagai asset tak berwujud dalam neraca.

C. Pengukuran Asset Tak Berwujud

    Pengukuran asset tak berwujud dilakukan dengan menggunakan metode yang sesuai dengan sifat aset tersebut. Contohnya, untuk pengukuran goodwill, perusahaan dapat menggunakan metode amortisasi yang berdasarkan masa manfaat yang diharapkan. Sementara itu, untuk pengukuran hak cipta, perusahaan dapat menggunakan metode yang berdasarkan masa perlindungan hak cipta.

D. Pelaporan Asset Tak Berwujud

     Pelaporan asset tak berwujud dilakukan dengan cara mengklasifikasikan aset tersebut dalam neraca dan laporan laba rugi. Contohnya, asset tak berwujud dapat diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar (non-current assets) dan juga dapat dikategorikan sebagai aset intangible (intangible assets) dalam neraca. Dalam laporan laba rugi, biaya yang terkait dengan pengakuan asset tak berwujud dapat dikategorikan sebagai beban dalam laporan laba rugi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun