Mohon tunggu...
Wilfridus Bria
Wilfridus Bria Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru di Yayasan Alirena

Guru di Papua, suka membaca dan bermain sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mimpi Lutria

10 Juli 2022   20:33 Diperbarui: 10 Juli 2022   20:41 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Lutria Desiana Tebe/dokpri

Lutria hanyalah anak kampung, yang tinggal di kampung dengan realitas ribuan kilo jauhnya dari modernisasi. Sama seperti teman-teman sekampungnya, Lutria juga tumbuh dengan berbagai masalah kesehatan, kebersihan diri yang kurang, kebersihan lingkungan yang tidak diperhatikan, nutrizi dan gizi yang sangat kurang sejak dalam kandungan ibunya. 

Makanan selalu merupakan orientasi. Ketika melihat gambar makanan dan minuman, spontan mereka langsung melakukan gerakan melahap. Miris, melihat realitas ini. 

Di tahun 2021, dimana anak-anak di negara-negara maju berpikir untuk menjadi astronaut dan insinyiur, Lutria dan kawan-kwannya masih berpikir bagaimana bisa makan makanan enak sekelas nasi goreng, ayam penyet, es krim, dan lainnya. Ada jarak yang begitu jauh dan terkadang itu tidak elok untuk dibandingkan. 

Aku tidak bisa membandingkan anak Jakarta, mungkin Jakarta terlalu jauh, anak Kota Sorong, salah satu kota yang maju di Propinsi Papua Barat dengan mereka. Adalah pelanggaran jika harus membandingkan mereka.

Kebersamaan satu tahun bersama mereka membuatku bangga pada mereka. Ada satu kesamaan antara Lutria dan teman-temannya dengan anak-anak kota yaitu mereka sama-sama memiliki mimpi. 

Mimpi untuk masa depan yang lebih baik dan bermakna. Jika setiap waktu adalah doa, maka aku akan mendoakan mereka agar dua puluh tahun dari sekarang, Lutria dan teman-temannya akan menjadi anak-anak kebanggaan Kampung Sumano, yang menguasai teknologi dan menjaga tanah leluhur mereka, hutan dan sungai mereka dari gempuran modernisasi yang dibawa oleh perusahaan-perusahaan asing, yang datang hanya bertujuan untuk memuaskan nafsu orang-orang serakah. Yang hanya ingin mengambil dan mengeruk kekayaan ibu pertiwi Papua.

Lutria Desiana, sang "serigala lembut" dari Kampung Sumano memiliki mimpi yang tampak dari cahaya matanya. Ketulusan dan semangatnya yang besar akan mengantarkannya menjadi pembawa perubahan. Lutria Desiana Tebe, putri dari Kampung Sumano.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun