Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sir Alex Ferguson dan Injury Time

31 Maret 2010   12:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:04 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_107362" align="alignright" width="300" caption="Alex Ferguson (www.telegraph.co.uk)"][/caption] Saya menaruh hormat pada Manajer yang satu ini, Sir Alex Ferguson adalah sosok yang saya kagumi sekaligus saya benci. Saya pernah menonton bagaimana dia melatih, membangun semangat dan menjelaskan filosofi bekerja sama. Bukan saja sebagai manajer tetapi juga sebagai guru yang mengajarkan bagaimana seharusnya bertindak baik dan benar. Arahan Sir Alex in saya baca disalahsatu majalah olahraga, sementara cara dia menyampaikan instruksi saya melihatnya direkaman video tentang MU. Sungguh pantas dia mendapatkan predikat pelatih yang berkarakter. Salahsatunya adalah ciri atau kekhasan dia yang tidak bisa dimiliki oleh manajer lainnya. Keistimewaan dia bagi saya terutama bisa meramu tim dan bisa membangkitkan semangat di 'Injury Time'. Untuk membangkitkan semangat kemenangan di 'Injury Time' saya garisbawahi, inilah keistimewaan Sir Alex yang tidak dimiliki oleh Manajer lain. Saya memperhatikan beberapa kali pertandingan Manchester United yang selalu menang di 'Injury Time'. Bagi saya ini bukan kebetulan, ini adalah racikan, ini adalah hasil Sir Alex dalam membuat komposisi pemain yang bermental juara di awal dan akhir. Masih teringat dalam benak saya ketika MU mengkandaskan Bayern Munich di Final Piala Champion, saat MU ketinggalan 1-0 lalu berbalik menjadi 1-2 untuk kemenangan MU, pencetak gol waktu itu Ole Gunnar Solkjaer (si Killing Machine Like Baby ini mengingatkan saya pada teman SMU). Saya masih ingat juga keajaiban di Injury Time saat MU mengalahkan Arsenal, atau MU menahan Imbang Sunderland setahun yang lalu. Begitu fantastis meraih kemenangan di sisa waktu, karena tidak semua tim bisa meraih peluang dari sedikit kesempatan yang tersisa. Di balik semua itu bagi saya adalah Sir Alex, dialah otak dari setiap kemenangan Injury Time MU. Saya menilainya bahkan Sir Alex adalah spesialis peraih kemenangan disaat Injury Time. Tidak banyak yang mengetahui bagaimana Sir Alex bisa meramu tim seperti itu. Tetapi memang tidak demikian dengan Jose Mourinho ketika masih menjadi Manajer Chelsea. The Spesial One ini berhasil menahan laju gempuran MU di injury time, caranya dengan menumpuk pemain sebanyak-banyak di dalam kotak penalti hingga pemain MU kesulitan menembus barisan pertahanan Chelsea. Sir Alex juga saya benci karena kemampuannya. Ini terjadi karena saya kurang begitu suka dengan team MU, saya lebih suka Liverpool, Chelsea dan Arsenal. Saya juga mendukung team lain yang sedang bertanding melawan MU dengan harapan MU bisa kandas. Sir Alex adalah fenomena bagi saya, karena itu saya menaruh hormat bagi manajer yang berhasil meraih point di injury time. Tetapi bagi saya ini juga kelemahan sir Alex, karena merasa selalu menang di injury time, dia selalu menuntut injury time yang lumayan lama. Contoh saja ketika menjamu Manchester City, MU diberi 6 menit injury time dan terbukti Owen bisa membuat gol, sir Alex senang. Merasa sebagai spesialis injury time, sir Alex memprotes ketika wasit Wiley hanya memberikan 4 menit saja tambahan waktu saat menjalani laga kandang melawan Sunderland. Yah.. Sir Alex adalah manusia biasa, selalu ada kelemahan dibalik kesempurnaannya meramu tim. Saya menaruh hormat kepada dia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun