Mohon tunggu...
Iden Wildensyah™
Iden Wildensyah™ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hidrologi dan Pengelolaan DAS yang Menarik Dikaji

24 Juni 2010   19:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:18 4379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_176732" align="alignright" width="300" caption="Hidrologi dan Pengelolaan DAS (dok.iden wildensyah)"][/caption]

Permasalahan banjir, pengelolaan Daerah Aliran Sungai, kekeringan dan rusaknya lingkungan adalah masalah yang sering menimpa beberapa daerah di Indonesia. Untuk memecahkan masalah banjir, kekeringan serta rusaknya hutan, diperlukan sebuah Paradigma pengelolaan DAS yang terintegrasi serta pengetahuan tentang ilmu Hidrologi yang memadai. Cakupan hidrologi yang sangat luas meliputi, wilayah hutan di hulu, aliran sungai dan lautan di hilir. Sedemikian panjang dan lebarnya pembahasan ini, hingga sangat wajar jika buku Hidrologi selalu tebal dan penuh dengan formula-formula yang harus bias diaplikasikan dalam prakteknya. Masalah air memang selalu menarik untuk dikaji, ada banyak aspek yang turun temurun dan bias dijadikan sebagai bahan kajian, misalnya air permukaan, air tanah, kualitas air, dan dinamika yang terjadi karena masalah air. Air akan menjadi penyebab perang, demikian Vandana Shiva pernah menuliskannya dalam sebuah buku Water Wars karena merasa begitu penting peranan air dalam mendukung kehidupan.

Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas, pada) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah. Termasuk di dalamnya adalah penyebaran daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya, serta hubungannya dengan unsure-unsur hidup dalam air itu sendiri. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Wilayah daratan tersebut dinamakan daerah tangkapan air (Catchment Area) yang merupakan ekosistem dengan unsure utamanya terdiri dari sumberdaya alam (tanah, air, dan vegetasi) dan sumberdaya manusia sebagai pemanfaat sumberdaya alam (Hal 4).

Dari penjelasan ini, turun juga definisi Hidrologi Das dan pengelolaan DAS. Yang menarik tentu saja pengelolaannya, nah definisi Pengelolaan DAS adalah suatu proses formulasi dan implementasi kegiatan atau program yang bersifat manipulasi sumberdaya alam dan manusia yang terdapat di daerah aliran sungai untuk memperoleh manfaat produksi dan jasa tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan sumberdaya air dan tanah. Ia mempunyai arti sebagai pengelolaan dan alokasi sumberdaya alam di daerah aliran sungai termasuk pencegahan banjir dan erosi, serta perlindungan nilai keindahan yang berkaitan dengan sumberdaya alam. Termasuk pengelolaan DAS adalah identifikasi keterkaitan antara tataguna lahan, tanah dan air, dan keterkaitan antara daerah hulu dan hilir suatu DAS. Pengelolaan DAS perlu mempertimbangkan aspek-aspek social, ekonomi, budaya dan kelembagaan yang beroperasi di dalam dan di luar daerah aliran sungai yang bersangkutan (hal 5)

Itulah pengantar yang menarik untuk ditelusuri lebih dalam dari buku ini, buku ini berisi 10 Bab dengan perincian setiap Bab yang memiliki keterikatan satu sama lain dengan baik. Penulis memaparkan penjelasan teori serta praktek yang sudah di lakukannya. Inilah yang membedakan buku ini dengan buku Hidrologi lainnya, selain berisi pemaparan teknis juga berisi beberapa isu lingkungan seputar Daerah Aliran Sungai. Dalam buku ini juga kita akan menemukan banyak hal yang baru dari temuan peneliti yang belum terpublikasi sebelumnya. Runtutan analisis yang sangat universal sangat jelas bias dimengerti oleh pembaca umum. Jika selama ini Hidrologi hanya konsumsi mahasiwa Teknik, Geografi, Kehutanan, Pertanian dll, buku ini membukakan mata beberapa fakta tentang lingkungan dari sudut lain.

Ambil salahsatu contoh ketika membahas hubungan hutan, iklim dan banjir. Penulis menyampaikan gagasan bahwa telah terjadi kesalahkaprahan dalam memandang hutan. Kesalahkaprahan ini nyaris menjadi mitos bahwa hutan lalu dipandang sebagai penyelamat lingkungan tanpa batas. Mitos ini terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan meningkatnya penggundulan hutan (deforestasi) yang berlangsung di hamper semua wilayah hutan hujan tropis dunia. Keputusasaan dan kekhawatiran akan hilangnya sumberdaya hutan mendorong para pengelola hutan di banyak belahan bumi untuk mencari isu yang paling ampuh untuk menanggulangi semakin berkurangnya tegakan hutan. Dan isu yang dianggap paling tepat adalah dengan membentuk opini bahwa hutan adalah jalan keluar untuk mengatasi permasalahan kemerosotan kualitas lingkungan. Sehingga jargon-jargon seperti hutan mencegah banjir dan seterusnya seperti tersebut di atas menjadi biasa kita dengar dalam pemberitaan-pemberitaan surat kabar, pidato-pidato pejabat pemerintah, dan bahkan dalam acara-acara seminar akademis. Namun demikian, diakui bahwa kampanye penyelamatan hutan dengan cara tersebut diatas dianggap berhasil menumbuhkan kesadaran pejabat dan masyarakat terhadap perlunya keberadaan hutan. Satu hal yang barangkali tidak terpikirkan akibat kampanye tersebut adalah adanya kesan yang tidak dapat dihindari tentang apa yang disebut“The right objectives for the wrong reasons”. Tujuan atau sasaran akhirnya baik, yaitu keberadaan hutan yang memang sangat diperlukan bagi kehidupan umatmanusia. Akan tetapi “alat” yang digunakan untuk mencapai tujuan itu menyesatkan, tidak mendidik dan cenderung berlebih-lebihan, dan oleh karenanya, menjadi tidak proporsional (hal 468-469). Selanjutnya penulis membuat klarifikasi tentang Hutan dan banjir, hutan dan kekeringan, hutan dan mata air. Penjelasan serta klarifikasi ini yang menarik dikaji lebih dalam.

Kelebihan buku

Buku ini mengintegrasikan beberapa kajian yang spesifik tidak hanya berkutat pada masalah keairan, tetapi juga pada bidang lain yang selalu berhubungan dengan air. Tidak salah jika Buku Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ini sangat recommended bagi siapapun yang hendak belajar lebih dalam tentang Hidrologi dan Pengelolaan DAS secara khusus dan lingkungan secara umum. Mengapa lingkungan yang global masuk dalam buku ini? Inilah kelebihannya, air yang mengalir tidak saja melulu di sungai, tetapi dia berada di udara, di dalam permukaan tanah, dan di dalam permukaan tanah. Untuk satu kasus saja, air yang di dalam permukaan tanah, berarti secara tidak langsung dia berhubungan dengan tanah. Tanah tidak ketinggalan dibahas dalam buku ini. Selain itu perilaku manusia terhadap tanahpun dibahas. Ini berarti pertanian, irigasi serta factor-faktor penting untuk konservasi tanah dan air. Masalah tanah selanjutnya adalah erosi, longsor dan sedimentasi. Dalam buku ini lengkap dibahas, bahkan sampai kedasar-dasarnya.

Hutan yang selalu menjadi bahasan para aktivis lingkungan termasuk salahsatu yang menarik dalam buku ini. Hutan dengan segala dinamikanya dari mulai pepohonan, rehabilitasi, dampak pemanfaatan lahan, pembalakan hutan, kebakaran hutan, tebang dan bakar dan penggembalaan ternak. Kajian-kajian memperkaya wacana yang bisa menjadi bahan untuk sebuah penelitian ataupun sekedar tulisan yang berhubungan dengan hutan dan lingkungan

Buku ini universal, sekali saya katakan demikian karena berisi hal-hal yang tidak terduga sebelumnya. Jika anda menganggap bahwa Buku Hidrologi teknis hanya untuk mahasiswa Teknik, geografi, pertanian, kehutanan dll, maka anda akan kaget membaca buku ini. Selain universal berisi teori serta praksis, juga penjelasan teknis yang mendalam. Bukan sekedar memasukan angka-angka dalam hitungan tetapi juga memperdalam teori yang bias dipahami banyak orang. Lihat saja salahsatu bahasannya, bahkan ketika air berada dalam pohon, lalu terjadi proses fotosintesis yang berhubungan dengan transpirasi dibahas dengan baik.Penulis menjelas transpirasi, serta proses yang berlangsung didalamnya. Perhatikan ini, daun dan cabang umumnya dibalut lapisan mati yang disebut kulit ari (culticle) yang kedap uap air. Sel-sel hidup daun dan cabang terletak di bawah permukaan tanaman, dibelakang pori-pori daun atau cabang. Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak langsung ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori tersebut. (hal 111-112).

Buku ini juga berisi solusi-solusi praktis yang bisa dijadikan sebagai acuan. Misalnya pemanenan hujan, selama ini hujan dibiarkan lewat begitu saja, menyisakan banjir serta longsor dibeberapa tempat. Penulis menawarkan pemanenan hujan (rainwater harvesting) yang sudah lama dilakukan dibeberapa belahan bumi kita seperti Negara di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia. Pemanenan hujan dilakukan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga dan ternak, terutama menjelang dan selama berlangsung musim kemarau panjang. Penulis menawarkan dua macam jenis pemanenan, yaitu pengumpulan air hujan di atas atap dan pengumpulan air hujan di atas permukaan tanah (hal 213-225)

Selanjutnya adalah ilustrasi, tidak seperti teks buku perkuliahan pada umumnya yang cenderung kaku dan hanya berisi teori-teori serta angka-angka dan rumus-rumus, buku ini dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang sangat bagus. Misalnya ketika berbicara pembalakan hutan, kebakaran hutan, erosi, seresah, dll.

Buku setebal 620 + xiv halaman ini sudah empat kali cetakan. Cetakan pertama tahun 1995 dan terakhir cetakan keempat (revisi) tahun 2007 disusun oleh Chay Asdak, M.Sc.,Ph.D. Seorang pengajar di Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Padjadjaran. Diterbitkan oleh Gadjah Mada University Press. Secara pribadi saya sangat mengagumi penulis, dalam beberapa forum diskusi lingkungan di Kota Bandung saya sering bertemu dengan penulis. Beberapa tulisannya sering saya baca seperti di Kompas Jawa Barat, Pikiran Rakyat dan media lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun