Kami masih berharap hakim-hakim di negeri ini punya keberanian untuk mengadili dengan adil. Namun, jika mereka ingkar---jika meja hijau kembali buta dan tuli---maka biarlah kasus ini kami serahkan ke Pengadilan Tuhan. Sebab di sana, tak ada satu pun pelaku yang bisa bersembunyi, dan tak ada satu pun tangisan yang tidak didengar.
Dan wahai pemerintah, wahai presiden beserta jajarannya Yang Terhormat---
Apakah telinga kalian terlalu sibuk mendengar tepuk tangan di panggung, hingga tak lagi mendengar jerit rakyat di jalan? Apakah mata kalian terlalu sibuk menatap angka pertumbuhan ekonomi, hingga tak sempat menatap ibu yang kehilangan putranya?
Jika pengadilan di bumi kembali ingkar, jika hakim menutup mata, jika pemerintah memilih diam, maka biarlah kami menunggu di pengadilan langit. Sebab di sana, tidak ada ban yang bisa melindas kebenaran, tidak ada kursi jabatan yang bisa membeli pengampunan, dan tidak ada satu pun tangisan ibu yang tidak didengar.
Tuhan, aku hanya ingin percaya, kelak di pengadilan-Mu yang abadi, semua yang terinjak akan dibangkitkan. Semua yang tertindas akan bersuara. Dan semua yang bermain dengan nyawa manusia akan berdiri di kursi terdakwa yang tak bisa mereka hindari.
Sebab Engkau, Tuhan, seadil-adilnya seorang Hakim.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI