Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro mengajak siswa kelas 6 Sekolah Dasar Negeri Sindang Barang 1 untuk belajar sejarah dengan cara bermain games menyenangkan. Ketika belajar mengenai sejarah, sering kali siswa maupun masyarakat umum menganggap membosankan. Bacaan berlembar-lembar dan penuh hapalan selalu melekat pada pembelajaran sejarah. Hal tersebut membuat para siswa bosan belajar dan lebih parah lagi, mengabaikan mata pelajaran sejarah tersebut. Banyak sekali siswa, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, Â yang mengeluhkan sulitnya mempelajari materi sejarah. Â Padahal topik mengenai sejarah sangatlah penting bagi semua kalangan, terlebih untuk pelajar yang akan menjadi masa depan bangsa. Dari belajar sejarah, kita sebagai individu dapat lebih jauh mengenal asal usul negara kita, dan juga menanamkan rasa nasionalisme yang tinggi.
Tuntutan untuk mengajarkan materi sejarah melalui metode yang menyenangkan, pada akhirnya semakin kuat. Sebagai mahasiswa yang dapat memberi kontribusi dalam masyarakat, diadakan upaya untuk meningkatkan semangat belajar siswa Sekolah Dasar terhadap materi sejarah. Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro ikut turun ke kelas untuk mengajak siswa-siswa Sekolah Dasar bermain games sejarah kreatif. Siswa-siswa kelas 6 di SDN Sindang Barang 1, tampaknya sangat tertarik saat kakak mahasiswa dari Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, masuk ke kelas dan menceritakan bagaimana terbentuknya ASEAN. Mereka mendengarkan dengan antusias  dan semangat, terlebih ketika kakak mahasiswa memberitahu bahwa akan ada games terkait dengan materi yang baru saja dijelaskan dan tentu akan ada hadiah menanti untuk mereka.
Games yang diberikan adalah games mencocokkan bendera, negara, dan ibukota negara dari anggota ASEAN. Para siswa dibagi menjadi 4 kelompok agar games terasa lebih menyenangkan bila dilakukan bersama teman-teman. Dengan potongan-potongan bendera, para siswa langsung sibuk menebak bendera dari negara manakah yang mereka pegang dan kemudian menempelkannya pada kotak-kotak yang telah disediakan. Banyak siswa yang kebingungan namun juga ada yang dengan yakin langsung menempelkan nama ibukota sesuai dengan negaranya.Â
Â
Meskipun masih ada beberapa nama ibukota yang tidak sesuai dengan negara serta benderanya, namun kesalahan tersebut membuat mereka belajar dan kemudian membenarkan hasil kerja mereka. Tidak dapat dipungkiri antusias dan semangat para siswa sangatlah tinggi, hal seperti itulah yang diharapkan dari adanya pembelajaran sejarah kreatif dan menyenangkan. Siswa dapat berdiskusi dengan temannya dan suasana hidup di dalam kelas, terlebih mereka tidak merasa bosan saat mempelajari materi mengenai negara-negara ASEAN.