Menjemput Berlian di Stasiun LRT KAI Cikunir 1 Jatibening Bekasi
Oleh: Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay -- Guru Blogger Indonesia)
Malam itu, pukul 18.40 WIB, udara di sekitar Jatibening terasa sejuk sisa hujan sore. Langit sudah pekat, tapi lampu-lampu jalan memantulkan cahaya kuning keemasan di permukaan aspal yang masih sedikit basah. Aroma tanah basah bercampur dengan angin malam menghadirkan rasa tenang di hati.
Saya berjalan mantap menuju Stasiun LRT KAI Cikunir 1 Jatibening, sebuah bangunan modern yang menjadi salah satu simpul perjalanan masyarakat urban. Stasiun ini berdiri gagah, bercahaya di tengah kegelapan malam, seolah menjadi mercusuar kecil bagi para penumpang yang datang dan pergi.
Hari itu, saya punya misi istimewa: menjemput seorang "berlian" dalam hidup saya --- anak kedua saya --- yang pulang dari aktivitasnya. Bagi orang lain, ini mungkin momen biasa. Tapi bagi saya, setiap pertemuan dengan anak adalah anugerah yang tidak boleh diremehkan.
Suasana Stasiun yang Hangat di Tengah Malam
Begitu memasuki area stasiun, suara langkah kaki para penumpang terdengar bersahutan, bercampur dengan suara otomatis pengumuman kedatangan kereta. Ada wajah-wajah yang bergegas, ada yang tersenyum penuh lega karena akan bertemu keluarga, ada pula yang masih sibuk dengan ponselnya.
Lampu-lampu di peron memantulkan cahaya hangat, membuat suasana terasa nyaman. Petugas berseragam berdiri sigap, memastikan semua berjalan tertib. Saya memilih berdiri di salah satu sisi peron, menatap rel yang berkilau tertimpa cahaya lampu. Dalam hati, saya membayangkan anak saya duduk di salah satu kursi kereta, mungkin sambil memandangi pemandangan kota yang melintas.
Menanti dengan Rindu